Mengintip hujan, ketika siang jatuh berderai. Seketika deras mengguyur pohon-pohon kaku kering langsung melambai.
Hujan telah turun, tapi masih terasa gerah. Tenyata, belum dibukakan pintu dan jendela rumah.
Tak ingin membukakan pintu buat hujan. Biarkan gerah di tengah hujan. Tetap mengitip hujan hingga berlalu dari kaca jendela. Tak lama reda.
Hujan sesaat, tak cukup mendinginkan panas di dada. Hujan hanya mengingatkan kita. Amarah bisa diredakan air kehidupan, yang bermata air cinta.
Sungailiat, 26 Januari 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!