Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Wangi Kopi, Ketika Pagi di Kampung Sepi

13 November 2019   06:53 Diperbarui: 13 November 2019   06:54 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampung sepi seperti tanpa penghuni. Orang kampung sedang menyeruput kopi. Wangi kopi menyebar di ronga-rongga pagi. Tidak ada obrolan semua diam, menahan dingin meski tanpa embun yang telah mendahului matahari. 

Pohon kopi yang tidak tumbuh di kampung kami. Petani kampung kami tidak suka menanam kopi, tapi suka minum kopi. Sarapan pagi bareng dengan kopi membuat kampung sepi. 

Kampung wangi kopi, tanpa warung kopi. Lelaki menyeruput kopi buatan istri. Kopi tanpa kata-kata, tidak banyak bicara, tanpa obrolan hayalan tidak berguna. 

Setelah ngopi, lalu pergi tanpa basa-basi menuju lahan luas yang belum digarap butuh tenaga. Tinggalkan wangi kopi dengan segala tenaga diantara kering telaga. Tidak peduli sinar matahari menyengat raga. 

Sungailiat, 13 November 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun