Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jalan Petang

26 Agustus 2019   11:56 Diperbarui: 26 Agustus 2019   12:02 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petang telah membentang jalan panjang menuju malam, karpet berdarah ia bentang untuk mengucapkan selamat datang. Tak juga bisa menyurutkan marah. Masa lalu yang salah, kini telah menjadi masalah.

Bermula dari sebuah perintah, membuat jalan terbelah. Sulit menyatukan, ketika sudah terpecah belah. Telalu besar energi yang dikeluarkan, membuat lelah. Tak ingin memaksakan, hanya bisa pasrah.

Sejarah tidak pernah lepas dari kita, yang juga sebagai perwaris dosa sejarah. Kita pernah dijajah.  Kita tidak terlepas dari peluh, air mata dan darah. Pejuang kita tidak pernah menyerah. Begitu pula kita, tak pernah pasrah karena terpecah belah. 

Agama kita beda, suku kita beda, warna kulit kita beda tak menyebut warna. Setiap hari selalu bertemu petang, setiap hari selalu bertemu pagi, setiap hari selalu bertemu malam, kita sama. Sama-sama menunggu di jalan petang. 

Sungailiat, 26 Agustus 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun