Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Angin Kemarau

20 Agustus 2019   21:45 Diperbarui: 22 Juli 2023   17:17 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angin kemarau telah menggoyang malam, bersamaan dengan gelombang laut menikam. Mengikis karang yang sudah lama tertanam. Laut sedang kesakitan . Bintang turut menyaksikan kekalahan.

Langit malam tak tampak, ketika angin berhembus dengan kencang menyapu pantai hingga cemara tumbang. Bukan kemarahan memang sudah waktunya dikasi peringatan. Terlalu bebas kenikmatan diteteskan di hamparan pasir putih yang panjang. Telah lama pemainan hitam dalam gelaran. Mereka sedang merengkuh kepuasaan.

Angin kemarau telah menciduk pemain-pemain malam yang kesetanan. Malam telah kehilangan kehormatan.

Sungailiat, 20 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun