Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bayang-bayang

20 Agustus 2019   03:45 Diperbarui: 20 Agustus 2019   04:37 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Telah berjanji kepada diri sendiri untuk mengakhiri sebelum dini hari. Tapi tak juga bisa berhenti, ketika keinginan terus melahirkan diksi. Adalah diksi dalam narasi fiksi yang telah menulis sepi. Dini hari yang sepi telah menghidupkan bayang-bayang sendiri.

Telah menakut-nakuti diri sendiri, setelah bayang-bayang mengejar tak pernah terlepas hingga menjelang pagi. Bayang-bayang telah disangkakan tanda kehidupan setelah mati. Semakin jauh, semakin sepi membikin ngeri.

Tak ingin menodai, biarkan pagi mengakhiri sepi. Bayang-bayang ketika sepi tak lagi tampak setelah dihapus matahari. Tak ingin sepi ini menjadi pembunuh diri, karena ending fiksi dibuat mati. Mereka sedang memainkan hati.

Sungailiat, 20 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun