Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Malam (3)

19 Agustus 2019   01:46 Diperbarui: 19 Agustus 2019   01:50 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam belum datang purnama, tapi telah terang benderang di pantai bercahaya. Malam bersama bintang yang bertaburan telah berkata-kata. Melalui tanda-tanda gelombang yang naik hingga tebing yang bertangga.

Malam akan tenggelam, dilibas ombak yang memendam perhitungan memilih malam untuk menghabiskan daratan. Getaran tanah telah menjadi tanda, meskipun tidak merobohkan bangunan. Hanya sesaat sebagai peringatan.

Malam ini laut menuju daratan, akan membuat kekacauan hingga dihabisinya daratan yang sudah lama menikmati kenikmatan. Malam ini hanya cobaan, yang sekejab dihabiskan tanpa ada perundingan. Malam dibuat kedinginan, untuk menjemput kematian.

Sungailiat, 19 Agustus 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun