Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sepi Dini Hari (1)

19 Agustus 2019   00:46 Diperbarui: 19 Agustus 2019   00:54 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanpa kata-kata, sepi melintas ketika dini hari duduk sendiri di ruang sunyi. Telah melahirkan mimpi menjadi diksi yang menggugah hati. Ketika Malaikat datang diantara sepi dalam tidur menjemput mati. Ada yang pergi dinihari ini, baru akan diumumkan ketika pagi.

Bunga melati memutih dalam pasrah, bakal dipetik untuk menaburi pusara. Harum buga kenanga menyebar pagi buat menambah ragam tabur bunga. Menunggu pagi yang akan ditaburi duka dalam tangis lepas karena tak menyangka. Ajal itu seketika, yang tak diduga.

Sepi dini hari, dinikmati para pemuja sunyi. Telah melahirkan narasi, melalui aksara berdarah karena hati terluka. Misteri dini hari, suara tangis bayi yang terdengar keras kemudian berangsur sepi.

Sungailiat, 19 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun