Aku belum mau berhenti, sebelum dingin mengganti kemarau dengan air yang dingin bisa mengitari pemukiman. Air saja, bukan banjir. Aku sedang mimpi berada diantara keheningan. Rumah pemukiman yang dikelilingi air.Â
Mungkin ini hanya halusinasi dari kemarau yang lama tak berhenti. Isilah danau-danau kami. Kirimkan air dengan perlahan di rumah-rumah kami. Jiwa telah kering hingga bermimpi, rumah kami berada di tepi danau yang sepi.
Kemarau telah menyiksa. Petani dalam sengsara. Embung-embung telah berwarna, tak lagi bening hanya lumpur yang tersisa.Â
Sungailiat, 18 Agustus 2019Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!