Mau bilang apa, ia tak suka puisi
Aku tak peduliÂ
Mau bilang apa, ia lelakiÂ
Aku tak peduliÂ
Mau bilang apa, ia tak punya hatiÂ
Aku tak peduliÂ
Mau bilang apa, ia iri hatiÂ
Aku tak peduliÂ
Mau bilang apa, laman telah diisi duriÂ
Aku tak peduliÂ
Mau bilang apa, ia telah menjadi banciÂ
Aku tak peduliÂ
Mau bilang apa, ia telah mengumpat puisiÂ
Aku tak peduliÂ
Puisi yang dilahirkan pagi telah diisi ruh matahari, tak akan matiÂ
Mukin ia yang akan mati, sebelum meminta maaf lewat puisiÂ
Aku tak peduliÂ
Semoga ia memiliki anak lelaki penyuka puisiÂ
Bisa jadiÂ
Mau bilang apa, bila karma terjadiÂ
Aku tak peduliÂ
Sungailiat, 18 Agustus 2019