Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Membayang Jauh

11 Agustus 2019   01:57 Diperbarui: 11 Agustus 2019   02:03 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepi membawa diri membayang jauh, bersama rindu yang menerbangkan rasaku. Terbayang lelahmu ditengah angin malam yang hitam dalam serakan debu. Telah dipungut beberapa batu, satu per satu. Kemudian dirimu menunggu ditengah kering dingin, tanpa embun. Tak henti do'a dalam ayat suci yang mengalun.

Aku telah terbangun dari tidur ketika bayangan semakin melekat. Setelah 20 tahun cinta terikat. Dinamika cinta yang bak gelombang semakin kuat mengikat. Aku tak ingin rindu ini mengganggu. Kadang batin mengetuk dirimu tahu bawa dalam sepi aku menunggu.

Masih ada ritual berikutnya, tunggu saja jam berjalan tapi tak perlu melihat gerakan waktu. Lebih baik menghitung zikir satu-satu. Akan semakin mendekatkan rindu. Melepaskan beban yang membatu. Aku hanya bisa membayang jauh, do'a membuat semakin dekat terasa menyentuh.

Sungailiat, 11 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun