Sebelum tidur kutitipkan sebuah puisi yang ditulis ditengah derai hujan yang menghujam malam. Sebelum tidur kuingin kau membaca puisi ini, tak perlu menyingkap makna yang tersirat lebih dalam. Kata-kataku apa adanya, tak pintar membungkus kata. Kadang diksiku hanyalah kalimat sederhana. Kata dibatasi rasa. Rasa tak mendapatkan kata.
Sebelum tidur luangkan sedikit waktu untuk merenungkan kata-kata yang sederhana ini. Tidur bukan hanya memejamkan mata, tapi bisa menjadi terminal kematian bila tidak sempat melanjutkan perjalanan pada terminal berikutnya ketika dibangunkan pagi. Mimpi yang datang hanya kebetulan, bisa menjadi petunjuk, bisa pula hanya membangunkan sunyi. Tidurlah, jangan pernah bermimpi puisi.
Sungailiat, 8 Juli 2019