Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi |Cangkir-Cangkir dan Lelaki Tanpa Kopi

21 Februari 2019   05:52 Diperbarui: 21 Februari 2019   06:13 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah lama menunggu pagi
Belum juga cangkir-cangkir terisi kopi
Gelisah pagi gelisah lelaki
Mencari istri
Kemana ia, sudah saatnya minum kopi

Lelaki menjaga nama baik istri
Tak ingin di warung kopi
Tak ingin istri dikatakan tak pandai membikin kopi
Juga tak ingin dikatakan, lelaki kurang kasih sayang istri
Masih tetap menunggu diantara cangkir-cangkir kosong belum terisi kopi

Matahari sudah mengintip dari jendela
Tercium wangi kopi tetangga
Lelaki mulai tergoda
Tak tahan menunggu lama
Lelaki pergi tanpa kata-kata
Menuju warung kopi simpang tiga
Telah lepas sesak di dada

Lelaki menyeruput kopi
Tak peduli ditertawakan matahari
Terus menyeruput kopi tanpa beban di hati
Kopi wangi menebar melati

Sungailiat, 21 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun