Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sebelum Tidur

9 Februari 2019   23:52 Diperbarui: 10 Februari 2019   00:15 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalau puisi ini kata-kata terakhirku, kuingin dingatkan saja tak lebih. Tak ada kata-kata pedih, apalagi sedih karena aku tak suka merintih. Rintihan, ratapan hanyalah menunjukkan ketidaktabahan, keegoisan. Ada saatnya untuk pasrah, mengembalikan kepada Pemilik Nyawa, terserah.

Semoga malam ini tidak ada lagi mimpi yang hanya menghibur diri, berakhir dengan terbangun ketika dini hari. Walau tak ada lagi yang membangunakan, aku yakin ini adalah karuniah terbaik bagiku. Begitu pula dengan puisi ini, masih tetap sama tak ada yang istimewa hanya dengan persajakan yang sama.

Aku lahir dari diksi para pemantun, aku mati juga masih mendengarkan pantun. Pantun itu melantun, menunjukkan orang Melayu yang sopan santun. Ingat saja, bila masih bisa bangun esok hari aku akan kembali menulis puisi tentang matahari.

Sungailiat, 9 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun