Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Pagi dan Matahari

12 Oktober 2018   05:46 Diperbarui: 12 Oktober 2018   05:47 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Tatap matahari pagi yang baru terbit di atas bukit

Perlahan tampak seperti sedang mengintip

Biasa aku melihat matahari terbit di tepi pantai

Muncul seperti keluar dari dasar laut perlahan mengintai

Bukit dan pantai adalah bersaudara alam

Banyak misteri yang terpendam

*

Matahari telah meruntuhkan embun di rimbunan pohon perbukitan

Setelah mengintip matahari menebarkan kehangatan

Kulihat puisiku menempel di dedaunan

Terkena siraman

*

Puisi pagiku adalah matahari'

Puisi pagiku adalah embun pagi

Puisi pagiku adalah pantai

Puisi pagiku adalah bukit

Puisi pagiku adalah langit

Puisi pagiku adalah hati

Puisi pagiku adalah pagi

*

Aku telah berdiri diantara pagi

Telah terkena semangat matahari

Berarti telah mendapat kesempatan kembali

Hidup hari ini

*

Sungailiat, 12 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun