Oleh : Rustian Al Ansori
*
Beberapa kali aku menghapus kalimat yang kurasa kaku tak bisa mengait kata demi kata bagaikan rantai yang digulung merangkai. Rantai yang terasa kuat tak akan terlepas tapi kata yang sulit dimaknai hanyalah permainan yang tergadai. Aku tak ingin mengkuti aliran lain selain punyaku sendiri dengan persajakan yang sama asalkan menguntai. Menampaklah dengan apa adanya jangan mengintai.
Kalau tak paham jangan terjemahkan dengan curiga yang berlebih. Kutahu tak ditemukan lagi apa yang biasa diapresiasi dari pada hatimu terasa pedih. Umpatan dari mulut amismu melelehkan sedih. Jangan sampai balasan takdir membuat merintih.
Kalimat kuselesaikan ketika petang saat kenangan menjadi ancaman. Jangan ada lagi hinaan. Disadari atau tidak hinaan itu akan menjadi balasan ketika saat lupa. Tak ada karma, yang ada itu ketidak mampuan lari dari kesalahan yang pernah membuat noda.
*
Sungailiat, 12 September 2018