Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kalimatku Kaku

12 September 2018   16:55 Diperbarui: 12 September 2018   17:03 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh : Rustian Al Ansori

*

Beberapa kali aku menghapus kalimat yang kurasa kaku tak bisa mengait kata demi kata bagaikan rantai yang digulung merangkai. Rantai yang terasa kuat tak akan terlepas tapi kata yang sulit dimaknai hanyalah permainan yang tergadai. Aku tak ingin mengkuti aliran lain selain punyaku sendiri dengan persajakan yang sama asalkan menguntai. Menampaklah dengan apa adanya jangan mengintai.

Kalau tak paham jangan terjemahkan dengan curiga yang berlebih. Kutahu tak ditemukan lagi apa yang biasa diapresiasi dari pada hatimu terasa pedih. Umpatan dari mulut amismu melelehkan sedih. Jangan sampai balasan takdir membuat merintih.

Kalimat kuselesaikan ketika petang saat kenangan menjadi ancaman. Jangan ada lagi hinaan. Disadari atau tidak hinaan itu akan menjadi balasan ketika saat lupa. Tak ada karma, yang ada itu ketidak mampuan lari dari kesalahan yang pernah membuat noda.

*

Sungailiat, 12 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun