Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Menyoal Sebutan "Pempek" dan "Empek-empek" di Bangka

8 September 2018   06:40 Diperbarui: 8 September 2018   18:14 2207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi pribadi

Bermula dari saya menulis “Empek Empek” di status facebook, kemudian dikomplin seorang teman waktu SMA di Sungailiat, kabupaten Bangka, yang sekarang berdomisili di Palembang. “Bukan empek empek tapi pempek,” tulisnya menyalahkan tulisan statusku di FB.

Saya tahu Pempek sudah menjadi kuliner khas Palembang. Namun ,di Bangka kuliner serupa juga sudah lama ada dengan sebutan sejak saya kecil dengan Empek-empek. Belum ada literatur yang menulis tentang sejarah kuliner tersebut, mana yang duluan Pempek ataukah Empek-empek?

Kami di Bangka menyebutnya tetap dengan Empek Empek. Walaupun sama cara pembuatan kuliner ini namun di Bangka ada perbedaan dengan di Pelembang. Perbedaan itu selain sebutan juga cita rasa. 

Kalau Empek Empek di Bangka bahan bakunya dibuat dari ikan laut seperti ikan Tenggiri, Ikan Ciu, Ikan Tamban, ikan Dencis dan lain - lain. Sedangkan Pempek Palembang bahan ikan yang dipergunakan adalah ikan air tawar seperti ikan Belida, Ikan Gabus dan lain - lain.

Ketika adanya komplin tentang sebutan kuliner Pempek dan Empek Empek dari teman saya itu yang pernah lama tinggal di Bangka, saya tidak ingin membuatnya jadi polemik. Tapi brand kuliner yang sama dengan cita rasa berbeda dari daerah yang berbeda perlu adanya paten yang jelas. Selain sebagai ciri khas daerah masing - masing, juga untuk membedakan asal kuliner yang sama dengan cita rasa yang berbeda ini.

Kuliner Empek Empek di Bangka, bila dilihat latar belakang pembuatan beberapa kuliner dengan dasar yang sama yakni bentuk permulaanya berupa Empek Empek dalam bentuk panjang (putung) yang direbus kemudian di potong - potong untuk dijadikan kuliner lain seperti kerupuk, kemplang dan lain - lain mulanya dikembangkan warga Thiong Hoa.

Sentra produksi kuliner jenis Empek Empek dengan bentuk berbeda seperti Enjan, Otak - otak, dan lain - lain yang ada di Belinyu, kabupaten Bangka. Kegatan tersebut dilakukan warga Thiong Hoa dan saat ini sudah tertular dilakukan menjadi home indutry milik warga Melayu di Bangka.

Sebutan nama Empek Empek di Bangka untuk Pempek Kapal Selam di Palembang, menyebutnya dengan Empek Empek Telok atau Empek - Empek yang berisikan telur. Sebutan untuk kuliner yang telah lebih dahulu dikenal berasal dari Palembang yakni Pempek dengan bentuk yang sama namun cita rasa yang berbeda termasuk cuka yang dipergunakannya juga l berbeda.

Menurut saya Bangka perlu mempatenkan kuliner ini, sebagai kuliner khasnya sendiri dengan sebutan Empek Empek. Untuk menghindari klim dan menyalahkan seperti ketika saya menyembutkan dengan Empek Empek oleh teman saya satu sekolah di SMA dulu bahwa yang benar sebutan itu, Pempek. Saya tetap yakni apa yang saya sebutkan itu benar karena dari saya kenal kuliner ini di kampung saya disebutan dengan Empek Empek dari sejak dulu.

Keberagaman kuliner di Indonesia merupakan kekayaan budaya. Sebagai kearifan lokal, Empek Empek dapat dipertahankan sebagai sebutan kulier asli Bangka. Tidak menjadi perdebatan, tapi menambah keragaman nama-nama kuliner.

Salam dari pulau Bangka
Rustian Al Ansori

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun