Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menunggu Matahari

13 Januari 2018   17:45 Diperbarui: 13 Januari 2018   18:13 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja yang hampir datang membawa kelelahan panjang setelah seharian menghadapi tantangan. Saatnya melepas semua beban yang telah menjadi rintangan. Duduk diam sendiri di tepi pantai dalam penantian. Menunggu matahari tergelincir tanpa terjatuh dalam kesunyian.

Hitungan menit perlahan semburat jingga semakin tajam menyebar temaram. Aku masih duduk diam mengingatkan perjalanan siang yang hampir tejebak penuh dendam. Ingin lepaskan ingatan hingga tak menjadi bayang - bayang dosa dalam kejaran. Senja ini dalam pengasingan jiwa yang lelah setelah lepas dari cengkraman tikus - tikus yang sembunyi di laci kantoran.

Matahari yang ditunggu telah tiba silau jingga yang menerpa wajah. Sugguh Maha Besar kekuasaan Mu seiring aku pun tengadah. Setidaknya bisa nelepaskan lelah ketika seharian hampir terjarah. Lepas sudah segala beban seiring senja semakin rebah.

Sungailiat, 13/1/2918

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun