Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mendung Tak Dendam

10 Desember 2017   14:00 Diperbarui: 10 Desember 2017   14:11 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mendung siang ini telah menyeret - nyeret hati dalam duka tersisa. Setelah hempasan prahara yang melukai menikam dada. Sakitnya sangat terasa seperti membelah dada dengan luka mengangga. Bukanlah perih biasa, tapi perihnya hampir melepaskan jiwa dari raga.

Mendung sore ini seketika datang, seketika pula merubah cerah. Tebalnya awan hitam menambah rasa resah. Banyak pertanyaan yang  tertuju tak mampu dijawab, sehingga hanya pasrah. Mengapa tidak dilibas saja dengan sembilu tajam yang baru diasah?

Mendukung tak pernah dendam, mengapa mesti membalas? Biarkan berjalan hingga jauh walau tanpa tujuan dengan lepas. Perjalanan panjang tanpa arah akan ditemukan sendiri pecut yang melibas. Biarkan sendiri dirasakan walau lama, setelah lupa baru akan dapat balas.

Sungailiat, 10/12/2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun