Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rembulan di Atas Bayang Semu (i)

17 Juli 2019   07:34 Diperbarui: 17 Juli 2019   07:39 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Mas Hario Dalemlah yang kemudian berpaling. Meskipun demikian ia bergumam:

"Paman jangan mencoba melemahkan hatiku. Apakah paman ingin memaksa aku untuk berbuat seperti paman itu. Meletakkan senjata ini dan merunduk-runduk kepada orang Mataram untuk menjadi pekatik atau pencari rumput".

"Tidak," sahut Panitis "Angger tidak dan akupun tidak"

"Lalu?"

Panitis menarik nafas dalam-dalam. Timbullah kebimbangan di dalam hatinya. 

Sudah pasti ia merasa kasihan kepada Mas Hario Dalem, menyaksikan orang muda yang gagah itu sedang goyang ketegarannya.

Tetapi Panitis itu terkejut ketika tiba-tiba ia mendengar Mas Hario Dalem berkata:

"Paman, aku bukan pengecut. Aku bukan orang yang takut melihat beberapa kekalahan kecil. Dan aku tak akan dapat digoyahkan oleh keadaan yang bagaimanapun juga. 

Lusa apabila Senggara telah berhasil mengumpulkan segenap orang-orang kita, maka aku benar-benar akan menghancur-lumatkan Kadipaten. Kali ini yang terakhir."

Berkata begitu tangan sang Hario sambil mengepal. Tetapi sejenak kemudian iapun berkata lirih seolah hanya ditujukan pada dirinya sendiri: 

"Kalau aku tidak berhasil menguasai kadipaten ini, maka lebih baik pusat negeri itu aku hancurkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun