Seorang guru bertanya kepada murid-muridnya: "Anak-anak, apa cita-cita kalian kalau sudah besar?"
Maka bibir-bibir mungil itupun segera berceloteh menjawab pertanyaan gurunya.
"Aku ingin menjadi dokter bu guruu !"
"Aku ingin menjadi pilot."
"Kalau aku tentu ingin jadi polisi dong."
Kontan dalam sekejab bu guru segera diberondong oleh puluhan jawaban lain yang tentu berbeda-beda.
Ada yang ingin menjadi guru, menjadi perawat, menjadi pedagang, tentara, bahkan mungkin pula ada yang ingin menjadi presiden.
Semua itu terucap atas pikiran mereka yang sederhana selaras dengan tingkat berpikirnya yang kanak-kanak.
Tapi, salahkan jawaban para lentera kecil itu? Adakah yang keliru dari khayalan tentang masa depan mereka? Tentu tidak.
Meskipun ucapan itu terkesan sekenanya dan akan berubah saat mereka sudah besar nanti, tapi tetap saja tidak ada yang salah.
Memang ketika sudah dewasa cita-cita mereka akan mengerucut pada bidang-bidang tertentu seiring degan pengalaman, minat dan bakatnya.
Misalnya menjadi guru atau dosen, arsitek, peneliti, perawat dan sebagainya.
Sebenarnya impian anak bukanlah omong kosong atau bualan semata. Ucapan mereka tentu didasarkan atas pengalaman pribadi, selaras dengan yang mereka lihat, yang mereka dengar, lalu menjadi buah pikiran atau bayangan.