Simpingan wayang pada era dahulu dengan sekarang sudah berkembang mengikuti tuntutan zaman.
Misalnya  pada gagrak Surakarta pada era pedalangan zaman dahulu sudah ditentukan, baik jumlah wayang maupun susunan tempatnya.Â
Pada gagrak Surakarta jumlah wayang yang dikelola dalam satu kotak adalah 200.
Ini jelas berbeda dengan zaman now di mana seorang dalang atau juragan wayang bisa memikiki 350 lebih dengan segala variasi tokohnya.
Pasa era dulu dalam suatu pagelaran simpingan kanan sudah diatur tempat tokohnya, dimulai dari ujung kanan, antara lain:
Tuguwasesa, Bima Lindhu, Bima bugis (badan hitam), Jagalabilawa, Rama Bargawa, Bratasena, Bratasena hita, Duryudana mahkota, Duryudana grudan, Prabu Sumilih, dst.Â
Jumlah simpingan kanan untuk zaman dulu sekitar 60. Untuk era sekarang 80 atau lebih, tergantung banyaknya koleksi yang dimikiki.
Diakhiri dengan: tokoh-tokoh wanita seperti Dewi Kunthi, Drupadi,Surtikanti, Sumbadra, Lara ireng, sampai yang terkecil Dewa Ruci, dsb.
Sedang untuk simpingan kiri juga berjumlah sekitar 60 wayang, sudah diatur dimulai dari:
Buta Raton Macan (mata 2), Kumbakarna, Niwata Kawaca, Arimba, Prahastha, Buta Patih grudan praban, Suratimantra, Dasamuka, dst.
Diakhiri antara lain: Pancawala, Wisanggeni, Bambangan slendang, Bambangan gunung, Abimanyu, Irawan, Sanjaya, Pinten, Tangsen, dsb.