Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rusman: Wayang, Pergulatan Setyaki dan Burisrawa (4)

8 Maret 2019   20:16 Diperbarui: 19 Maret 2019   16:37 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raden Setyaki atau Sang Bima Kunthing

Sejenak kemudian Burisrawa telah mempersiapkan sebuah serangan. 

Diapun melepas senjatanya yang berupa tombak yang dia serahkan kepada Durmagati. 

Putra Prabu Salya itu kini nampak merentangkan kakinya, sementara kedua tangannya mengepal dan menyilang agak lebar seirama dengan kedua kakinya yang sekarang ditekan agak merendah.

Membentuk kuda-kuda yang mirip orang mau meloncat tinggi. Matanya memandang tajam ke arah lawannya, giginya gemeretak menahan amarah.

Tak seberapa lama murid Betari Durga itu telah meloncat dengan serangan ke arah dada. 

Meskipun ia masih belum melontarkan serangannya sepenuh tenaga, namun gerakan itu sudah pasti merupakan serangan yang sangat berbahaya.

Tetapi semua orang yang ada di situ menjadi terkejut melihat sikap Sang Bima Kunthing. 

Ketika Burisrawa meloncat menyerangnya, ia sama sekali tidak beranjak dari tempatnya. Senopati Dwarawati itu telah membuat perhitungan yang secermat-cermatnya.

Ia yakin bahwa serangan pertama itu tentu bukannya serangan yang menentukan. Tenaga Burisrawa tentu belum seluruhnya dia siapkan.

Karena itu Setyaki yang hatinya bergelora ingin membuat kejutan, ia ingin menakhlukkan semangat dan keberanian lawannya terlebih dahulu.

Burisrawa terkejut melihat sikap lawannya. Sebenarnya ia sangat berharap Setyaki tetap mengelak, sehingga ia dapat memancing dengan gerakan selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun