Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rusman: Puisi, Membuka Cakrawala

14 Februari 2019   09:30 Diperbarui: 2 Maret 2019   03:47 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langkah kita terhenti pada sebuah gunung yang tinggi menjulang

Langkah kita tethenti pada sebuah jurang yang curam dan terjal

Sejenak ayo duduk di sini istri dan anak-anakku, di bawah sebuah pohon perdu

Tetap tersenyumlah, tertawa, bahkan menangispun tak perlu kau sembunyikan

Bukankah semua itu anugerah dari Yang Maha Kuasa yang patut kita syukuri?

Bahkan semua rintangan dan hantaman yang kita alami inipun juga anugerah

Pasti ada hikmahnya, ada makna yang tercipta dan dititipkanNYA untuk kita

Nah, kalau sudah hilang lelahnya, ayo langkahkan lagi kaki kita

Menaiki gunung, menuruni lembah dan menyeberangi sungai

Kita kepakkan sayap-sayap baru nan kokoh yang kini bermunculan di ladang hati kita

Terbang menuju bintang dan rembulan yang bersemayam di angkasa

Menyingsing fajar, membuka cakrawala dan merenda alam semesta.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun