Dalam berbagai literatur sering dijelaskan pendapat M.J. Langveld, bahwa pada hakekatnya manusia itu adalah animal educandum yaitu makhluk yang harus dididik, juga homo educandus artinya di samping harus dididik juga harus dapat mendidik.Â
Ada beberapa alasan yang melandasi pendapat tersebut, antara lain:
(1) anak yang baru lahir mempunyai potensi yang dapat berkembang.
(2) anak yang baru lahir masih dalam keadaan lemah sehingga memerlukan bimbingan dari orang lain.
Sementara itu perkembangan anak pun juga sedikit banyak tergantung dari potensi atau daya-daya yang ia bawa sejak lahir. Di antaranya ada tipe-tipe pengamatan yang setiap anak memiliki cirri khasnya masing-masing. Antara lain ada tipe visual (penglihatan), tipe auditif (pendengaran), tipe motoris (gerakan), tipe taktil (rabaan), dan tipe kombinasi (campuran).
Seiring dengan itu kemampuan mengingat juga merupakan unsur yang sangat menentukan bagi keberhasilan seorang anak. Ingatan merupakan bentuk rangkaian pengalaman masa lalu. Artinya bahwa apa yang diingat merupakan sesuatu yang telah pernah dialami oleh individu yang bersangkutan. Sifat ingatan manusia pada umumnya dapat digolongkan atas:
Ditinjau dari daya menyimpan: ada ingatan setia dan tidaksetia, ingatan luas dan sempit, serta ingatan teguh dan lambat.
Ditinjau dari daya menerima: ada yang dapat cepat menerima dan lambat menerima.
Ditinjau dari daya memproduksi: ada dapat siap memproduksinya, cepat memproduksinya, atau lambat memproduksinya.***