Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan sebagai Proses Pengalaman Sosial

20 Oktober 2018   10:13 Diperbarui: 20 Oktober 2018   10:34 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semenjak kelahirannya manusia memiliki dua hasrat yang penting bagi perkembangan berikutnya, yakni: (1) Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain, dan (2) Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya.

Keingian manusia untuk hidup bersama dengan manusia lain itulah yang kemudian menimbulkan apa yang disebut dengan interaksi sosial. Interaksi sosial di antara manusia satu dengan yang lain dapat memberikan berbagai dampak, baik yang bersifat positif maupun negatif. 

Pada saat terjadi interaksi dengan orang lain tidaklah semata-mata terjadi adanya pertukaran pengalaman, melainkan mereka juga mengalami perubahan-perubahan asebagai akibat dari pertukaran pengalaman itu. Saling tukar menukar pengalaman tersebut (social experience) di dalam kehidupan kelompok mempunyai pengaruh yang amat besar di dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan.

Sejalan dengan proses sosialisasi itu maka terbentuklah nilai yang esensial bagi pengembangan kualitas pribadi manusia. Itulah sebabnya persoalan komunikasi sosial seringkali dikaitkan dengan persoalan pendidikan. Para ahli pendidikan melihat sosialisasi sebagai suatu proses pendidikan.

Meskipun proses reformasi di negara kita sementara belum menunjukkan tanda-tanda akan mampu memperbaiki keadaan, namun pengalaman sejarah kekuatan nilai-nilai sosio budaya Bangsa Indonesia (yang mengkristal menjadi Pancasila) telah teruji dari beberapa cobaan, baik yang berskala lokal (kedaerahan), nasional, maupun internasional. Oleh karena itu ujian yang pada sat ini terjadi masih dalam batas mampu teratasi oleh kekokohan nilai-nilai sosio budaya Bangsa Indonesia. 

Dengan keyakinan itu maka proses reformasi harus tetap menjadi dasar bagi Bangsa Indopnesia untuk melakukan pembenahan-pembenahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal ini pelaksanaan kegiatan organisasi di semua tingkatan kehidupan.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun