Manusia terdiri dua unsur, ialah jiwa dan raga. Di dalam jiwa itulah terdapat unsur yang disebut kepribadian.Â
Kepribadian atau "personality" sesungguhnya berasal dari bahasa Yunani, ialah dari kata "proposon" yang berarti topeng (masker) yang biasa digunakan oleh orang-orang Yunani kuno waktu itu untuk bermain sandiwara.Â
Sebagian ahli ada pula yang menyatakan berasal dari bahasa Romawi: "personae" yang berarti pemain drama (sandiwara).
Kedua pengertian di atas mengandung maksud yang tidak jauh berbeda.
Topeng tersebut sering dipakai pemain-pemain panggung untuk menggambarkan perangai, watak atau pribadi seseorang.Â
Misalnya untuk menggambarkan seseorang yang angkara murka, serakah dan lain sebagainya, maka lalu dipakai topeng yang bergambar raksasa. Sedangkan untuk menggamabrkan seseorang yang berbudi luhur, ditopengkan dengan ksatria. Begitu seterusnya.
Sementara ada yang berpendapat, bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak selalu menampakkan dirinya dengan apa adanya. Akan tetapi lebih cenderung suka menutupi kelemahannya dan menampakkan kebaikannya.Â
Hal ini di maksudkan agar kehadirannya di tengah-tengah masyarakat dapat diterima dengan tanpa noda. Demikianlah maka manusia dikatakan selalu menggunakan tutup muka guna menyembunyikan kekurangannya.
Dalam pergaulan sehari-hari, kita sering mendengar dan menggunakan istilah "kepribadian". Namun apabila ditanyakan apakah kepribadian itu, kadang-kadang kita merasa kesuliatn untuk menjawabnya.Â
Demikian juga dengan para ahli psikologi, ternyata didalam memberikan rumusan mengenai kepribadian itu tidak ada kesamaan pendapat secara mutlak.Â
Walaupun demikian, ada suatu rumusan yang relatif lebih mudah diterima, yang menyatakan bahwa: "Kepribadian adalah organisasi yang dinamis di dalam individu dari system-sistem psikhophisik yang menentukan penyesuaian diri yang unik terhadap lingkungannya."