Oleh: RUS RUSMAN.
Aku biarkan daun jendelaku terbuka
Meski malam semakin meremang
Mataku memandang jauh ke bibir bukit
Di antara pepohonan yang sedang bergoyang
Di antara temaram cahaya bulan
Hatikupun tersenyum
Mencoba untuk mengerti cobaan yang kualami
Yang membuat riuh suara hati
Mendulang rasa gundah gulana
Mengusap dinding meresah sukma
Dan anginpun terus berhemhus tak kenal lelah
Seolah bercerita tentang tabir biografi kehidupan
Yang menghias dingin-dinding tajam berliku
Tak ada yang perlu kusembunyikan pada siapapun
Hitam putih perjalanan merantau melalang buana
Udara masa silam segera menyeruak tak terelakkan
Membuatku tercenung sesaat sebelum akhirnya sadar
Apa yang perlu ditakutkan tentang yang disebut derita?
Yang paling pedihpun telah aku rasakan, aku lakukan..
Rasanya tak ada alasan untuk tidak melangkah ke depan
Kini aku tegaskan, tak ada lagi yang perlu ditakutkan
Walau seandainya deburan ombak menggulung
Letusan petir memekakkan telinga menggemuruh
Menerjang keindahan harmoni kehidupan dunia
Tapi tetap aku tak gentar, tak akan mempan
Dan akupun berteriak lantang "tetap melangkah ke depan."
Tasikmadu, 11102018