Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Menyapu Kabut

11 Oktober 2018   22:21 Diperbarui: 12 Oktober 2018   00:35 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dan anginpun terus berhemhus tak kenal lelah

Seolah bercerita tentang tabir biografi kehidupan

Yang menghias dingin-dinding tajam berliku

Tak ada yang perlu kusembunyikan pada siapapun

Hitam putih perjalanan merantau melalang buana

Udara masa silam segera menyeruak tak terelakkan

Membuatku tercenung sesaat sebelum akhirnya sadar

Apa yang perlu ditakutkan tentang yang disebut derita?

Yang paling pedihpun telah aku rasakan, aku lakukan..

Rasanya tak ada alasan untuk tidak melangkah ke depan

Kini aku tegaskan, tak ada lagi yang perlu ditakutkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun