Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rusman: Wayang, Monolog Dewi Gendari

3 Oktober 2018   23:02 Diperbarui: 31 Maret 2019   00:34 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Datang pada kami dengan segala kegagahanmu, kesaktianmu

Semua kemegahan yang kau miliki sebagai putra mahkota

Telah kau pamerkan secara sempurna pada kami sekeluarga

Dan nyatanya, kaupun bersedia memboyongku ke Negeri Astina

Namun, sedikitpun kami tak pernah menyangka

Ternyata kau adalah pria paling biadap yang pernah ada di dunia

Kau lempar begitu saja aku ke pelukan kakakmu yang buta

Kau hempaskan angan-angan dan harapanku menjadi istri raja

Kejam sekali kau Pandu, oh aku telah terperosok ke dalam jurang yang dalam

Tak tahulah, tiba-tiba saja wajahku tampil bagaikan singa betina

Senandungku bagaikan raungan dendam yang tak pernah padam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun