Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

4. Rusman: Amanah Raja di Bukit Ngepon (a)

18 Agustus 2018   02:07 Diperbarui: 18 September 2019   15:00 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua orang utusan Sultan Demak yang ditugaskan untuk menjemput ayahanda Raja Majapahit ternyata tidak berhasil karena sang Raja tidak berkenan ikut. Dan sebagai gantinya Prabu Brawijaya menitipkan sebuah bumbung berisi wasiat untuk putranya. Namun pada  saat kedua utusan itu beristirahat benda tersebut telah dicuri oleh seorang wanita di sebuah hutan tepatnya di daerah Montong Kabupaten Tuban.

Kedua utusan yang bernama Wira dan Pinunjul itu tidak mampu merebut benda tersebut dari tangan sang pencuri. Ki Wira berhasil ditahan oleh wanita itu dalam sebuah goa, sedang Ki Pinunjul juga berhasil dikalahkan. Untunglah datang seorang lelaki yang berpakaian hitam-hitam dan berhasil mengalahkan wanita sakti tersebut.

"Sinnnng......plak !" sebuah tasbih telah melayang ke mulut wanita tersebut.

"Auh.... oh !" Pendekar wanita itupun terjengkang ke samping kanan. Bersamaan dengan itu angin bertiup sangat kencang dan seorang lelaki setengah baya muncul sari balik gerumbul berjalan ke arah dua orang yang sedang bermusuhan.

Ki Pinunjul segera datang bersimpuh ke hadapan lelaki itu.

"Oh, terima kasih atas pertolongan tuan", katanya sambil menangis.

"Jangan menangis jebeng. Duduklah dengan baik, coba aku lihat lukamu".

Orang itu mendekati Ki Pinunjul yang segera duduk bersila. Dengan membaca sedikit do'a serta sekali tekan di bagian dada, maka Ki Pinunjul tampak memuntahkan darah hitam. Ki Pinunjul merasa lega.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun