Mohon tunggu...
Rusnani Anwar
Rusnani Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - Communication Strategist

TV - Radio Broadcaster. Menggemari musik, buku dan kamu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Logika

24 November 2015   11:46 Diperbarui: 24 November 2015   13:13 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Logikanya, kita bisa menghindari fase jatuh cinta”

Rima membolak balik buku yang baru dibacanya. Perkara logika.

“Oh ya? Gimana caranya?” lelaki di depannya mencecar, keduanya tengah mengunyah dalam jeda istirahat makan siang

“Ya, semua kendali itu ada di otak. Kita bisa mengatur bagaimana ingatan ingatan indah itu agar tidak masuk ke sistem limbik, amigdala dan hippokampus untuk kemudian menghentikan otak mengeluarkan endorfin, serotonin, dopamin dan sebagainya”

“Dengan berkurangnya fokus kepada hal hal indah itu tadi, memori akan memprosesnya sebagai short term memory sehingga misalnya, wajah kamu, hal hal romantis yang kamu lakukan akan mudah dilupakan layaknya kejadian kejadian kecil seperti.. minggu lalu jam duabelas siang kamu ngapain, ga ingat kan? Soalnya itu short memory. Gitu”

Dimas menyeruput jus alpukatnya

“Inget ah, minggu lalu jam duabelas kita pergi ke pameran foto”

Rima tertawa kecil

“Itu berarti kamu memproses memorinya ke folder long term memory tuh. Setiap ingatan yang masuk ke dalam long term memory memiliki kausal kunci. Misalnya, kalau kita ke Amerika dan nanya mereka sedang apa pada saat 11/9, mereka akan ingat betul meski hanya sedang memasak di dapur. Kausal kuncinya adalah kejadian besar itu” Rima mengoceh sambil mengaduk es teh tawarnya

“Kausal kuncinya pasti.. aku kaaann” lanjutnya

Dimas tersenyum dan melanjutkan kunyahnya.

“Dan ini lucu banget, hati manusia itu tidak memiliki fungsi apapun kecuali menyaring racun dalam tubuh manusia. Hati tidak dirancang untuk merasakan katakanlah, jatuh cinta, sakit hati, galau dan lain lain. Semuanya ada di otak. Jadi kalau cewek diputusin cowoknya, istilah yang harus digunakan adalah kamu sudah menyakiti otakku, bukan menyakiti hatiku”

Dimas tidak pernah mengerti bagaimana Rima bisa memiliki kemampuan banyak bicara seperti itu. Rima gemar mengoceh perkara banyak hal hingga sulit bagi Dimas mengingat apa yang memicunya memulai pembicaraan soal otak siang itu. Namun Dimas selalu menyukai wajah Rima saat berbicara panjang lebar. Perempuan itu selalu ekspresif dan menemukan cara untuk mencari celah lelucon dalam pembahasan apapun, seberat apapun. Dimas bukanlah seorang pendiam namun bersama Rima, ia memilih untuk mendengarkan dan menikmati celoteh Rima yang diam diam disukainya.

“Ribet aja kalau lagi galau patah hati, harus posting foto otak kebelah dua, Rim” Dimas menimpali yang segera ditanggapi dengan gelak tawa oleh Rima

“Iya ya, lagian dari mana coba asalnya hati berbentuk love padahal bentuk jantung kan ga banget. Lagian kenapa coba dalam bahasa indonesia heart jadi hati padahal heart kan jantung dan hati itu liver.

Jeda istirahat mereka menjelang batas, Dimas bergegas membayar dan keduanya berpisah dalam perjalanan kembali ke kantor masing masing.

Lagi dengerin apa?

Rima tersenyum saat menerima pesan singkat dari Dimas malam itu

+ Ini Efek Rumah Kaca – Jatuh Cinta Itu Biasa Saja

- belom pernah denger, bagus?

+ indie sih, bagus kok. Liriknya hehe.

- masih baca buku itu? Perempuan seharusnya merayakan ketidaklogisan mereka, Rim

+ dan membiarkan laki laki mengobrak abrik ‘hati’ mereka dengan kekuatan logika?

- ga juga.. ah kamu kaya hatinya pernah diobrak abrik aja

+ sering tau. Saat hormon sedang kacau kacaunya gegara periode bulanan ituu. Moodswing itu ga kece banget sumpah

- loh katanya bisa diatur..

+ iya bisa, makanya minum obat yang ada anthistamine-nya. Buat memotong sirkuit social pain yang jalurnya sama dengan physical pain itu. Biar hormon nyebelinnya ga muncul

- enak tau kalo bisa berlindung di balik argumen PMS

+ dan dibikin insecure berdarah darah sepanjang minggu? COBA SINI COBA!

- haha, lagi ngapain?

+ denger lagu aja sambil ngabisin buku. Kamunya?

- mmm.. lagi bingung gimana mengatur biar percakapan ini ga masuk dalam long term memory

+ hihihi, caranyaa.. nihilkan aja kausal kuncinya. Bayangin kalau ini sekedar SMS mama minta pulsa atau.. JURAGAN TOGEL XXX AKAN MEMBERIKAN ANDA BOCORAN ANGKA

- paraaahhh hahahahahaha. Kalau gabisa, gimana?

+ bisa kok, tubuh dan otak manusia itu hebat banget kemampuan adaptasinya, coba aja dicoba terus sampe sebulanan. Paradigmanya bakal kebentuk dan otaknya terbiasa deh

- jatuh cinta semengerikan itu ya, buat kamu Rim?

+ bukannya mengerikan sih. Aku ga tahan sama moodswingnya aja, ditambah istilah cinta adalah candu itu. Yang jadi candu adalah endorfin, rasa bahagia yang hanya bisa dipenuhi dengan mengingat dan bertemu kausal kunci. Kesannya kebahagiaan menjadi sesuatu yang harus digantungkan pada orang lain

- kamu suka melakukan semua hal sendirian sih

+ jadi manusia jangan kodependen gitulah. Nyusahin

- loh, kan manusia makhluk sosial.

+ iya, sejarah awal manusia membutuhkan manusia lainnya hanya untuk saling barter makanan dengan sandang maupun papan. Manusia modern aja yang ribet memasukkan unsur cinta pada insting paling primitif bernama mating.”

- namanya juga evolusi

+ iya ya, namanya juga evolusi

Rima tertidur tepat setelah menghapus percakapan mereka. Salah satu upayanya agar Dimas tidak menjadi kausal kunci. Membaca ulang pesan singkatnya hanya akan membuat Rima mengulang ulang ingatan atas wajah Dimas dan ia tau itu membuatnya senang. Kepada bahagia yang bukan bersumber dari dirinya sendiri Rima menolak tunduk. Perempuan itu memang sangat keras kepala.

Sore itu mereka kembali bertemu setelah saling berpapasan di jalan. Dimas menelpon Rima untuk menepi pada sebuah kedai kopi.

“Penasaran, apa yang terjadi di masa lalu sampai membuatmu begini Rim”

Dimas membuka pertanyaan yang mengganggu kepalanya seminggu belakangan atas perempuan itu

“Hehe, perempuan yang berusaha terlalu keras untuk menghindari cinta itu terlihat aneh ya?”

Rima memainkan lelehan es krim cokelat pada dua tumpuk pancakenya

“Kamu unik, tidak perlu aku menegaskan soal itu. Hanya aneh saja, apa yang menjadi alasan kamu begitu keras berlogika”

“Mmm.. mungkin lantaran aku pernah berada di titik sangat kodependen pada seseorang dan menemukan diriku sendiri menuntut kebahagiaan yang hanya bisa dipenuhi oleh absensi fisik dan ingatan ingatan indah itu kali ya”

“Waktu itu, aku sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat” Rima menarik nafas

"Sangat sangat sangat sangat sangat sangat jatuh cinta dan membiarkan semua kendali otak itu lepas dari ikatan kontrolku. Intinya sangat jatuh cinta hingga pada akhirnya aku menemukan diriku menjadi sesuatu yang sangat tidak kusukai. Sedih berkepanjangan dan banyak merepotkan orang lain”

Perempuan ini memang gemar bicara. Batin Dimas bersuara

“Jadi sekarang, menolak untuk jatuh cinta? Gimana kalau ada yang suka dan nembak kamu?”

Pertanyaan Dimas dijawab dengan kunyahan pelan yang berakhir pada telan perlahan Rima

“Aku hanya mengendalikan agar tidak jatuh pada kenyamanan endorfin. Itu aja, kalau ada yang nembak dan menginginkan untuk menjalani insting paling primitif manusia, mating¸ aku tinggal melihat sejauh mana bisa bersimbiosis dengan pria itu. Idealnya sih mutualisme. Dia mendapat, katakanlah, rasa nyaman bersamaku dan insting primitifku sebagai perempuan yang ingin merasa aman terpenuhi. Safe and sound gitu”

Hening panjang kala Dimas menuntaskan kunyahnya dan menunggu Rima menyelesaikan bermain main dengan sepotong ceri yang belum habis ditelan

“Aku suka kamu, Rim”

Kalimat itu meluncur begitu saja. Dimas telah gagal menihilkan Rima sebagai kausal kunci dari senyum lebarnya kala membaca ulang pesan pesan singkat mereka. Dimas gagal menyingkirkan Rima dari long term memorynya

Rima tersenyum, kilat matanya seolah berkata “Aku tau kok”

“Aku hanya sedang menjalankan common courtesy, Dim. Yang aku tau tidaklah baik jika aku sudah menjadi apa yang tubuh dan otakmu simpulkan sebagai rutin tiba tiba pergi dan menghilang. Apa yang kita jalani berbulan belakangan bagiku tidak lebih dari manusia yang sedang menunaikan ibadah modern berupa saling sapa dan berkomunikasi. Sejujurnya aku menunggu kamu bilang suka agar aku bisa melakukan ini. Menjawabnya dan melanjutkan perjalanan untuk menyapa dan berkomunikasi dengan manusia lainnya. Common courtesy pula yang menempatkan bahwa ketika sebuah cinta ditolak, dua orang itu harus saling mengambil jarak, bukan?”

Pancakenya kini tandas

“Tidak, Dim. Aku tidak jatuh cinta dan suka padamu. Kamu tidak berada dalam long term memoryku dan aku tidak sedang merayakan euforia endorfin apapun. Maaf”

Dimas tersenyum getir.

Betapa logika telah membuat perempuan itu bergerak tanpa hati.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun