Mohon tunggu...
Rusman D Rumaen
Rusman D Rumaen Mohon Tunggu... Dosen - Manusia Biasa

Mudah Karena Biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mahasiswa: Melek Teknologi dan Kebutuhan Pembelajaran Abad 21

28 Agustus 2022   20:49 Diperbarui: 28 Agustus 2022   20:52 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa

Mahasiswa merupakan salah satu kelompok manusia terpelajar di dunia akademik yang memiliki lima peran yakni agen of change, Social Control, Moral Force, Guardian of Value, dan Iron Stock. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online, kbbi.web.id). Siswoyo (2007: 121) menjelaskan bahwa mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan mumpuni dalam berpikir dan perencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa. Mahasiswa yang tidak berpikir kritis dan bertindak cepat dalam merespon fenomena yang terjadi, sebenarnya ia telah menggugurkan kelima perannya.

Melek Teknologi

Pada tahun  1560-an dikenal dengan era pencerahan, dimana peradaban manusia mengalami perkembangan yang begitu pesat. Perkembangan ini dapat dilihat berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai inovasi teknologi terus terjadi secara susul-menyusul berkat manusia mulai memproklamirkan diri sebagai pusat peradaban dengan mengandalkan akal budi. Rahasia alam terus berusaha diungkap dengan kekuatan pikiran manusia melalui ilmu pengetahuan atau sains, seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi yang keempatnya kemudian dikenal sebagai ilmu murni. Melalui penguasaan sains itulah kemudian manusia secara spektakuler mampu menemukan berbagai formula yang menjadi dasar pengembangan teknologi.

Nicolaus Copernicus, Galileo Galilei, dan Leonardo da Vinci adalah tokoh-tokoh perintis era pencerahan yang menjadi tonggak sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun, mendapat tantangan hebat, akan tetapi para perintis itu terus berupaya mengembangkan logika sains dalam mengungkap rahasia alam, dengan tidak lagi mendasarkan diri pada cara berpikir teologis dan metafisika.

Dalam sejarah perjuangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan ilmu pendidikan dan pembelajaran, adalah Johannes Gutenberg, sang penemu mesin cetak. Berkat penemuan monumental itu, ilmu pengetahuan dapat disebarkan secara meluas. Penemuan menumental itu akhirnya dapat didokumentasikan dalam bentuk buku dalam jumlah berlipat-ganda. Orang tidak lagi menggunakan tulisan tangan yang memerlukan waktu panjang untuk menggandakan tiga atau empat eksemplar buku, tetapi cukup dengan mesin cetak bisa menggandakan buku sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif singkat untuk ukurang jaman itu.

Untuk itu, mahasiswa di tuntut tidak melek terhadap teknologi. Dengan adanya teknologi ,pembelajaran Abad 21 ini mahasiswa di tuntut untuk lebih berpikir kritis terhadap penggunaan teknologi. Mahasiswa pula di tuntut untuk memiliki Kemampuan literasi ICT mencakup kemampuan mengakses, mengatur, mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi melalui penggunaan teknologi komunikasi digital. Literasi ICT berpusat pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam mempertimbangkan informasi, media, dan teknologi di lingkungan sekitar. Setiap mahasiswa dalam komunitas akademik atau apapun itu, hendaknya menumbuhkan secara luas keterampilan ICT pada masyarakatnya karena jika tidak, negara tersebut dapat tertinggal dari perkembangan dan kemajuan pengetahuan ekonomi berbasis teknologi. Terdapat beberapa keterkaitan antara tiga bentuk literasi yang meliputi literasi komunikasi informasi, media dan teknologi. Penguasaan terhadap keterampilan tersebut memungkinkan penguasaan terhadap keterampilan dan kompetensi lain yang diperlukan untuk keberhasilan kehidupan di abad ke-21 (Trilling & Fadel, 2009).

Pembelajaran Abad 21

Seiring perkembangan mahasiswa di tuntut untuk lebih berkembang dengan adanya  teknologi. Berbagai banyak profesi memiliki peluang dan tantangan yang begitu kompleks. Profesi pada abad 21 memiliki tantangan baru, bagi guru abad 21 tentu menghadapi berbagai peluang dan tantangan. Peluang dan tantangan tersebut berupa perubahan yang sedemikian cepat. Dimana Konsep Pembelajaran Abad 21 adalah membuat lulusan memiliki kompetensi dalam menguasai keterampilan berpikir, komunikasi yang kompleks dan menyelesaikan masalah yang sangat penting sesuai dengan kebutuhan dinamika global saat ini (Uminingtyas, Sukarmin,suryana, 2019). Selain itu, keterampilan kolaborasi dan kreatifitas juga dibutuhkan anak-anak muda untuk menghadapi kompleksnya perkembangan dunia yang pesat (Ark, 2019). Widayat (2018) mengemukakan bahwa, pendidikan abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta penguasaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun