Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Simbol Palu Arit, Komersial atau Ideologi?

17 Mei 2016   07:39 Diperbarui: 17 Mei 2016   07:49 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Masih ingat protes yang dilakukan pemerintah Jerman terhadap musisi Ahmad Dani beberapa tahun silam ?  Keberatan yang disampaikan pemerintah Jerman terkait Pakaian Ahmad Dani yang disebut sebut menggunakan lambang NAZI.  Kejadian itu tentu mendapatkan perhatian khalayak ketika itu.

Walau hanya dipakai sebagai aksesoris pakaian dan bergaya seperti tentara Jerman pada era NAZI , sontak protes Pemerintah Jerman mengingatkan bahwa NAZI masih dilarang dinegeri Eropa ini.  Padahal Jerman sudah menganut paham demokrasi dan kapitalis yang terbuka kepada semua ideologi.

NAZI adalah sebuah partai besar yang pernah menguasai Jerman. Adalah Adolf Hitler, sang pemimpin fenomenal  sekaligus kontroversi yang pernah mengacak acak Eropa pada perang dunia pertama dan kedua. NAZI bukan saja merubah wajah Jerman tapi melakukan pembunuhan massal. Membuat kamp penyiksaan, membunuh warga sipil tanpa dosa. Metode Kamp konsentrasi menjadi momok menakutkan. Korbannya ratusan ribu orang meninggal. Jutaan orang kehilangan tempat tinggal dan kehilangan  hidup  layak.

Setelah NAZI kalah perang dan Hitler bunuh diri (atau dibunuh) maka NAZI pun redup. Jerman berganti rezim, atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusian yang luar biasa, NAZI dinyatakan sebagai partai terlarang. Semua yang terkait dengan NAZI ikut dinyatakan terlarang. Baik buku, lambang, simbol hingga bacaan atau ajakan yang berbau NAZI.Semuanya diberangus.  

Selang beberapa tahun ini, sebuah kekuatan militar berkembang di  Irak utara. Kekuatan militer ini memang lahir dari konflik yang terjadi di Irak. Secara mengejutkan kekuatan ini memiliki persenjataan dan personil yang canggih dan tangguh. Tak ayal kekuatan militer ini bisa dengan cepat merangsek dan menguasai sebagian besar wilayah Irak. Kekuatan ini menamakan diri sebagai ISIS.

ISIS meng-klaim akan mendirikan negara Islam Irak dan Suriah. Batas teritori yang dinyatakan secara sepihak ini tentu membuat ISIS menjadi musuh pemerintahan Irak.Lalu tersiarlah  Kenekatan dan kekejian ISIS yang disampaikan pihak media asing yang membuat ISIS menjadi teroris besar yang harus dihentikan.

Maka berkumpulah kekuatan militer dunia menghantam ISIS secara bersama sama. ISIS melawan dan malah terus merekrut para relawan sebagai tentara. Dan anehnya,  berbondong bondong pula orang dari seluruh dunia  mau bergabung bersama ISIS. Termasuk dari Indonesia.

ISIS menjadi musuh dunia. Kekejaman ISIS tak termaafkan lagi. Maka seluruh dunia sepakat memerangi ISIS dengan berbagai cara. ISIS harus dimusnahkan dari muka bumi. Walau hingga hari ini ISIS masih tetap eksis. Bahkan menjadi kekuatan dominan pada konflik Suriah.

Di Indonesia sendiri, lambang ISIS menjadi lambang terlarang. Bendera yang dinyatakan identik dengan lambang ISIS adalah pelanggaran. Dan pelakunya akan ditangkap pihak berwajib. Maka , dibeberapa daerah polisi menangkapi orang orang yang memiliki bendara atau lambang ISIS.

Polisi juga menyelidiki keterkaitan orang yang memiliki lambang dan bendera ISIS dengan kekuatan militer ISIS di Irak. Apakah ada kaitannya. Bahkan orang yang menuju Timur Tengah pun dicurigai akan bergabung dengan ISIS.  

Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan ekstra bagi orang yang diduga punya hubungan dengan ISIS. Penangkapan dan penggeledahan dilakukan aparat keamanan dengan dalih akan menimbulkan kekacauan didalam negeri. Jangan coba coba memiliki lambang atau bendera ISIS kalau tak ingin digelandang ke kantor polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun