Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sebuah Kisah Tentang Rutan dari Stasiun Daru

2 April 2016   03:41 Diperbarui: 2 April 2016   15:16 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Asbak dari kemasan botol mineral hasil karya napi Rutan Kelas Satu Tangerang, dibuat menggunakan teknik pemanasan tertentu | Foto: Rushan "][/caption]Masih ingat kasus yang terjadi di Rutan Malabero Bengkulu? Kerusuhan di dalam rutan yang menyebabkan kebakaran dan perusakan fasilitas rutan itu akhirnya menelan korban. Empat napi tewas  sia sia.

Kerusahan itu sontak membuat kementerian hukum  dan kepolisian mengambil langkah investigasi. Langkah hukum segera diambil kepolisian resort Bengkulu, 17 orang dinyatakan sebagai tersangka dengan dugaan perusakan dan pembakaran.

Publik seperti dikejutkan oleh ulah napi yang menjadi lebih ganas dan lebih tak terarah. Apalagi beberapa rutan dam lapas diketahui malah jadi sarang peredaran narkoba. Oknum sipir dan petugas kesehatan diketahui malah menjadi perantara peredaran narkoba didalam lapas atau rutan.

Rutan dan lapas memang sedang menjadi incaran pihak BNN. Operasi penggeledahan yang dilakukan mendadak beberapa kali membuktikan rutan dan lapas tidak streril  dari barang haram yang seharusnya tak bisa masuk. Yang lebih memprihatinkan malah ada napi yang mengatur peredaran narkoba dari dalam lapas atau rutan.

Saat ini, jumlah  napi narkoba memang membengkak luar biasa. Jumlahnya mendominasi setiap rutan dan lapas di Indonesia. Sayangnya, banyak oknum yang 'bermain' mencari keuntungan dari para napi narkoba yang sering membentuk kelompok eksklusif didalam rutan atau lapas. Napi narkoba terutama pengedar kelas kakap memang punya uang selain punya jaringan yang kuat.

Sebuah Kisah dari Gerbong KRL
Kisah dan ulah negatif para napi  didalam lapas atau rutan yang saya ketahui dari media menemui  cerita berbeda. Seorang wanita yang duduk di samping saya menceritakan sebuah kisah berbeda. Wanita paruh baya yang naik dari Stasiun Daru itu begitu sibuk dengan bawaannya yang menarik perhatian saya. Sebuah model perahu bambu dengan ukuran panjang kurang lebih satu meter. Selain itu wanita yang mengaku berasal dari sulawesi ini membawa juga sebuah kardus yang berisi model motor Harley Davidson yang juga terbuat dari bambu.

Awalnya, saya tertarik dengan perahu kayu. Lalu terjadilah sebuah percakapan yang sangat panjang dan begitu dalam. Sang wanita paruh baya itu pun bercerita tentang kerajinan hasil karya para napi Rutan Kelas Satu Tangerang yang berada di kecamatan Jambe.

[caption caption="Rutan Kelas I Tangerang di Kecamatan Jambe | Sumber: Poskotanews.com"]

[/caption]Cerita yang membuat saya harus mendengarkan lebih intens karena kisah hidup yang dialami wanita ini bukan kisah ‘biasa’. Dengan lancar walau dengan suara tergetar ia bercerita tentang kisah kelam yang baru saja dialami sang suami yang terjerat kasus narkoba dan dikenai hukuman penjara selama empat tahun.  Sebuah pukulan telak yang menjungkirbalikkan kehidupannya yang normal. Sebuah perjalanan hidup yang tak pernah disangka akan dialami sang suami.

Sang suami adalah seorang tokoh masyarakat yang menurutnya sangat dekat dengan siapa saja. Seorang lelaki yang ringan tangan dan mudah berderma, apalagi untuk urusan sosial dan keagamaan. Sang suami juga mempunyai posisi yang cukup bagus di sebuah perusahaan telekomunikasi. Kehidupan yang berjalan normal dan tak ada masalah tiba tiba saja berubah 180 derajat , pada suatu sore menjelang malam sang suami diciduk pihak kepolisian karena disangkakan memberikan fasilitas untuk menggunakan narkoba kepada beberapa anak muda yang selama ini sering memanfaatkan rumahnya untuk berkumpul.

Walau tak terbukti menggunakan narkoba ketika di tes urin, sang suami tetap di BAP dan diajukan ke meja hijau. Bukan saja dijadikan tersangka lalu didakwa hingga akhirnya menjadi terpidana, sang suami juga dipecat dari tempatnya bertugas. Semuanya hilang dalam waktu sekejap, cerita wanita setengah baya itu dengan suara tegar.

Saya yang hanya mendengarkan cerita wanita setengah baya itu ikut berempati. Saya membayangkan sebuah keluarga normal yang tak pernah berhubungan dengan narkoba tiba tiba saja tersangkut masalah narkoba karena sebuah kepercayaan yang disalahgunakan oleh anak anak muda yang dikiranya anak anak baik tanpa masalah.

Kini, wanita itu berjuang sendirian menyelesaikan semua masalah kehidupannya. Membesarkan semangat sang suami yang sempat drop ke titik nadir. Menghidupi anak anak yang harus tetap sekolah. Wanita setengah baya itu kini membuka warung mie ayam dan baso di rumah. Hanya itu usahanya mencari keuangan keluarga. Walau tertatih, jiwa sosialnya sangat tinggi, wanita itu membeli semua hasil karya yang dibuat para napi.

[caption caption="Hasil karya napi berupa kerajinan bambu berbentuk model motor Harley Davidson | Foto: Rushan "]

[/caption]Sebuah nota pembelian diperlihatkan kepada saya. Jumlahnya juga cukup besar. Niat wanita itu agar hasil karya para napi ada yang mau membeli. Hasil penjualan hasil karya itu sebagian dibagikan kembali kepada para napi yang jadi perajin.

Wanita setengah baya itu juga menawarkan kepada saya untuk ikut melihat langsung keadaan rutan. Melihat bagaimana napi membuat hasil karya yang biasanya dijual di dalam koperasi rutan. Menurutnya, hasil karya para napi binaan belum dipasarkan secara maksimal. Padahal uang hasil penjualan bisa membantu napi untuk bisa menjadi bekal ketika sang napi bebas.

Saya menanggapi ajakannya pada waktu mendatang. Sebuah ajakan melihat sebuah rutan yang didalamnya ada sebuah usaha kreatif yang membuat para napi punya keahlian yang bisa dikembangkan diluar ketika bebas.

Selain kerajinan bambu, ada pula kerajianan pembuatan asbak dari kemasan botol plastik. Pembuatan asbak ini menggunakan teknik tertentu dengan pemanasan sehingga dapat membentuk lekuk asbak dengan unik. Wanita itu pun memberikan satu asbak kepada saya sebagai hadiah perkenalan. Saya tentu menerimanya dengan senang hati.

[caption caption="Kerajinan bambu berupa model kapal layar tradisonal yang berukuran cukup besar, dibuat dengan ketelitian yang cukup rumit | Foto: Rushan"]

[/caption]Sebuah Asa dari balik Jeruji
Rutan kelas satu Tangerang memang bukan rutan pertama yang mengembangkan pemberdayaan para warga binaan (napi) untuk memperoleh ketrampilan. Beberapa rutan dan lapas juga sudah mengembangkan hal yang serupa.

Bahkan ketika saya mengikuti acara flash blogging Kompasiana di SMESCO pada hari Minggu, 20/03/16 saya juga menemukan beberapa kerajinan tangan karya napi sebuah lapas.  Kerajinan kayu yang terlihat menarik itu dijual di antara karya perajin lainnya dari seluruh pelosok Indonesia.

Para napi juga manusia yang punya keinginan. Secara naluri jiwa mereka adalah jiwa yang ingin keluar dari dunia kelam menuju dunia yang lebih baik. Keinginan ini patut disikapi dengan sebuah sistem pembinaan yang baik.

Bukan tidak mungkin, seorang napi bukan saja bisa merubah kehidupan pribadinya tapi bisa merubah kehidupan banyak orang. Sudah ada contoh mantan napi yang punya cerita sukses. Napi adalah status sementara, sebuah perjalanan hidup seseorang yang mungkin mengalami kekeliruan arah, namun sejatinya kekeliruan itu bukan akhir. Karena ada asa yang masih bisa diperbaiki. Sekelam apapun perjalanan seseorang, masih ada cahaya cerah yang masih bisa diraih. Karena pelajaran sepahit apapun akan berbuah manis ketika makna kehidupan sudah dipahami dengan benar. Jangan pernah menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun