Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sebuah Kisah Tentang Rutan dari Stasiun Daru

2 April 2016   03:41 Diperbarui: 2 April 2016   15:16 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini, wanita itu berjuang sendirian menyelesaikan semua masalah kehidupannya. Membesarkan semangat sang suami yang sempat drop ke titik nadir. Menghidupi anak anak yang harus tetap sekolah. Wanita setengah baya itu kini membuka warung mie ayam dan baso di rumah. Hanya itu usahanya mencari keuangan keluarga. Walau tertatih, jiwa sosialnya sangat tinggi, wanita itu membeli semua hasil karya yang dibuat para napi.

[caption caption="Hasil karya napi berupa kerajinan bambu berbentuk model motor Harley Davidson | Foto: Rushan "]

[/caption]Sebuah nota pembelian diperlihatkan kepada saya. Jumlahnya juga cukup besar. Niat wanita itu agar hasil karya para napi ada yang mau membeli. Hasil penjualan hasil karya itu sebagian dibagikan kembali kepada para napi yang jadi perajin.

Wanita setengah baya itu juga menawarkan kepada saya untuk ikut melihat langsung keadaan rutan. Melihat bagaimana napi membuat hasil karya yang biasanya dijual di dalam koperasi rutan. Menurutnya, hasil karya para napi binaan belum dipasarkan secara maksimal. Padahal uang hasil penjualan bisa membantu napi untuk bisa menjadi bekal ketika sang napi bebas.

Saya menanggapi ajakannya pada waktu mendatang. Sebuah ajakan melihat sebuah rutan yang didalamnya ada sebuah usaha kreatif yang membuat para napi punya keahlian yang bisa dikembangkan diluar ketika bebas.

Selain kerajinan bambu, ada pula kerajianan pembuatan asbak dari kemasan botol plastik. Pembuatan asbak ini menggunakan teknik tertentu dengan pemanasan sehingga dapat membentuk lekuk asbak dengan unik. Wanita itu pun memberikan satu asbak kepada saya sebagai hadiah perkenalan. Saya tentu menerimanya dengan senang hati.

[caption caption="Kerajinan bambu berupa model kapal layar tradisonal yang berukuran cukup besar, dibuat dengan ketelitian yang cukup rumit | Foto: Rushan"]

[/caption]Sebuah Asa dari balik Jeruji
Rutan kelas satu Tangerang memang bukan rutan pertama yang mengembangkan pemberdayaan para warga binaan (napi) untuk memperoleh ketrampilan. Beberapa rutan dan lapas juga sudah mengembangkan hal yang serupa.

Bahkan ketika saya mengikuti acara flash blogging Kompasiana di SMESCO pada hari Minggu, 20/03/16 saya juga menemukan beberapa kerajinan tangan karya napi sebuah lapas.  Kerajinan kayu yang terlihat menarik itu dijual di antara karya perajin lainnya dari seluruh pelosok Indonesia.

Para napi juga manusia yang punya keinginan. Secara naluri jiwa mereka adalah jiwa yang ingin keluar dari dunia kelam menuju dunia yang lebih baik. Keinginan ini patut disikapi dengan sebuah sistem pembinaan yang baik.

Bukan tidak mungkin, seorang napi bukan saja bisa merubah kehidupan pribadinya tapi bisa merubah kehidupan banyak orang. Sudah ada contoh mantan napi yang punya cerita sukses. Napi adalah status sementara, sebuah perjalanan hidup seseorang yang mungkin mengalami kekeliruan arah, namun sejatinya kekeliruan itu bukan akhir. Karena ada asa yang masih bisa diperbaiki. Sekelam apapun perjalanan seseorang, masih ada cahaya cerah yang masih bisa diraih. Karena pelajaran sepahit apapun akan berbuah manis ketika makna kehidupan sudah dipahami dengan benar. Jangan pernah menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun