Mohon tunggu...
Rusdi Munir
Rusdi Munir Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/ pelajar

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fungsi Agama dan Hubungannya dengan Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19

8 Juli 2020   15:57 Diperbarui: 9 Juli 2020   12:42 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menurut KBBI, Agama adalah ajaran, sistem, yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan yang mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. menurut saya, Agama adalah suatu kepercayaan yang dianut oleh manusia untuk menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.

Berbicara mengenai agama, saya yakin semua agama pasti mengajarkan hal-hal kebaikan. Baik kebaikan di dunia maupun di akhirat. Orang yang beragama pasti memiliki ahlak dan sopan santun yang baik dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia secara resmi hanya mengakui 6 agama yaitu islam ,Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Menurut hasil Sensus penduduk Indonesia 2010 , 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam (Nusantara merupakan wilayah dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, 6,96% Kristen Protestan , 2,9% Kristen Katolik , 1,69% Hindu , 0,72% Buddha , 0,05% Konghucu , 0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan.

Pada masa pandemic covid 19 saat ini Agama memiliki peran penting sebagai pegangan manusia dalam menjalani berbagai tantangan hidup yang tidak biasa / tantangan hidup baru seperti belajar dirumah , bekerja dirumah , , menerapkan protocol covid 19 seperti memakai masker , jaga jarak /social distancing Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain :

1 Sebagai Pembimbing Dalam Hidup

Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yang mencakup segala unsure pengalaman pendidikan dan keyakinan yang didapatnya sejak kecil. Apabila dalam pertumbuhan seseorang terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, di mana segala unsur pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka dalam menghadapi dorongan baik yang bersifat biologis ataupun rohani dan sosial akanmampu menghadapi dengan tenang.

2 Penolong Dalam Kesukaran

Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah imannya) akan menghadapi cobaan/kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan cenderung menyesali hidup dengan berlebihan dan menyalahkan semua orang. Beda halnya dengan orang yang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya merupakan ujian dari tuhan (Allah) yang harus dihadapi dengan kesabaran karena Allah memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang mampu menghadapi ujian dengan sabar akan ditingkatkan kualitas manusia itu

3 Penentram Batin

Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan kehilangan harta kekayaannya yang akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup. Lain halnya dengan orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu. merupakan titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak yatim piatu. Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha berkehendak, tidak mungkin gelisah. Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya akan selalu tentram karena setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan Allah dan yang membedakan derajat manusia dimata Allah bukanlah hartanya melainkan keimanan dan ketakwaannya.

Daftar pustaka :

 Asir,A (2014). Agama dan fungsinya dalam kehidupan umat manusia AL ULUM : Jurnal penelitian dan pemikiran keislaman, 1 (1), (hal 50-58)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun