Mohon tunggu...
Rusdi Mustapa
Rusdi Mustapa Mohon Tunggu... Administrasi - Guru sejarah yang suka literasi, fotografi, dan eksplorasi

Guru sejarah yang menyukai literasi, fotografi dan eksplorasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ratusan Guru Jawa Tengah dan DIY Ikuti "Workshop" Penulisan Buku

1 Juli 2018   17:25 Diperbarui: 1 Juli 2018   20:33 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama Agus Dwianto saat bedah buku dan workshop penulisan buku ( foto : dokumen pribadi )

Guru adalah profesi yang tidak bisa lepas dari kegiatan tulis menulis. Namun fakta menunjukkan bahwa masih sedikit guru yang produktif menulis, baik artikel maupun buku. Demikian hasil pengamatan dan riset yang dilakukan Agus M. Irkham pada 2009 sebagaimana dirilis dalam buku Gempa Literasi (2012).

Padahal, guru sebenarnya profesi yang berlimpah gagasan untuk ditulis dan dibagikan kepada orang lain. Berlimpah gagasan? Benar, sebab mereka selalu aktif berinteraksi dengan warga sekolah dan masyarakat, sehingga langsung maupun tidak langsung mudah memperoleh ide-ide segar ataupun gagasan untuk mengembangkan suatu inovasi dalam bentuk tulisan.

Berawal dari latar belakang inilah, SangPengajar.Com, salah satu laman yang sangat peduli dengan dunia pendidikan, menghelat kegiatan yang bertajuk "Bedah Buku dan Workshop Penulisan Buku" bertempat di Red Chilies Hotel Solo, Minggu (1/7) ini.  Kegiatan diikuti oleh 100 lebih peserta yang datang dari wilayah Jawa Tengah dan DIY, bahkan ada satu peserta yang datang dari Kalimantan. Menurut Agus Dwianto selaku owner SangPengajar.com, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka turut menyebarkan virus literasi di kalangan para guru.

"Kegiatan ini merupakan kegiatan ketiga kali yang kami adakan setelah sebelumnya mengadakan kegiatan workshop penulisan artikel di surat kabar, juga untuk kalangan guru," kata Agus Dwianto.

Mengapa buku ? karena masih banyak rekan guru yang belum menelorkan ide dan gagasannya dalam sebuah buku. Padahal banyak hal yang bisa diangkat menjadi buku. Interaksi dengan siswa dengan segala dinamikanya tentu menjadi sumber ide tulisan yang tidak akan pernah habis. 

Dalam kesempatan ini tampil dua pembicara yang membedah buku yaitu Rusdi Mustapa dengan buku berjudul "Mengajar Kreatif Bersama Guru Inovatif" dan Agus Dwianto dengan buku berjudul "Guru Desa Membelah Angkasa". Kedua pembicara juga berbagi pengalaman dalam menulis buku. Tampil sebagai pembicara pertama adalah Agus Dwianto yang menguraikan pengalamannya selama menjadi guru.

Seorang guru yang mengabdi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Paranggupito dan SMP Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri,memberi tantangan tersendiri baginya. Bagaimana kondisi lingkungan yang bisa dikatakan "pelosok", pak Agus (begitu biasa dipanggil), mampu menjelma menjadi sosok guru yang sarat dengan prestasi. Yang paling fenomenal adalah meraih penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan 2015 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Pencapaian yang sangat menginspirasi dari seorang guru yang sering disebut "guru ndeso". Sedangkan saat menyampaikan pemaparan tentang menulis buku, pak Agus menyampaikan hal-hal yang harus diketahui jika ingin menulis buku. Diantaranya saat menulis buku haruslah  menarik, karena dari sanalah pembaca akan memutuskan meneruskan membuka lembar demi lembar halaman buku atau menutup kembali bukunya. Istilahnya judul buku haruslah seksi.

Selain itu tampilan cover juga harus menarik. Judul dan cover yang menarik adalah salah satu kunci dalam menulis buku. Selain itu adalah aturan-aturan dalam menulis buku seperti penggunaan bahasa baku  yang sesuai dengan kaidah penulisan yang ada di PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

Penulis saat menyampaikan materi ( foto : dokumen pribadi )
Penulis saat menyampaikan materi ( foto : dokumen pribadi )
Di sesi kedua tampil Rusdi Mustapa, guru MAN 1 Surakarta,  yang membedah bukunya "Mengajar Kreatif Bersama Guru Inovatif ". Mengapa guru harus kreatif dan Inovatif ? Di era yang semakin maju seperti saat ini, guru dituntut harus selalu meng-upgrade kemampuan mengajarnya. Tidak bisa seorang guru tetap mempertahankan cara mengajarnya yang terbilang sudah konvensional.  Kata kuncinya adalah " Kreatif dan Inovatif !

Ketika siswa sudah sangat familiar dengan gadget, guru harus juga mengikuti perkembangan itu. Misalnya memanfaatkan gadget dalam pembelajaran. Di contohkan  membuat QR Code ( barcode ) yang bisa di scan dengan android. Siswa bisa menggunakan android di bawah bimbingan guru. Misal lagi ketiga siswa kita sangat gandrung dengan  komik, kenapa tidak guru mengadopsi kesenangan itu dengan cara membuat komik yang berisi materi pelajaran. Seperti yang telah dilakukan pak RM( begitu panggilan akrab Rusdi Mustapa ), yang mengampu pelajaran sejarah, memberikan tugas membuat "Komik Sejararah" sendiri menggunakan software Comic Life. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun