Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) daerah Batuputih, hari ini, Sabtu, 20 November 2021, dilaksanakan di rumah Ustaz Asnawi, desa Jaruan Daya, Batuputih, Sumenep, Jawa Timur. Pengajian Kitab Nashaihul Ibad yang diampu oleh KH Ali Fikri A. Warits, pengasuh Pesantren Annuqayah, Lubangsa, dilaksanakan setiap bulan. Pengajian ini dihadiri oleh para santri alumni Annuqayah dan simpatisan di daerah Batuputih dan sekitarnya.
Pengajian kali ini agak terkendala dengan turunnya hujan yang cukup deras. Namun demikian, hujan bukan halangan untuk menimba ilmu serta bersilaturrahmi dengan saudara-saudara yang dulu pernah dalam satu lembaga pesantren. Ada nostalgia dan kenangan yang dapat direview kembali dan menjadi kegelian tersendiri dengan mengingat masa-masa pondok dulu. Begitu pula bermuwajjahah dengan pengasuh yang dulu berjasa memberikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kemandirian.
Kufur nikmat adalah tingkah seseorang yang tidak menghargai pemberian (nikmat) dari Allah swt. Maka orang dengan karakter kufur nikmat akan mendapat balasan setimpal dari Allah swt. Karakter ini sangat dimurkai Allah swt karena telah abai dan tidak peduli dengan nikmat-Nya. Kita harus berhati-hati dengan sikap kufur nikmat. Karena sifat ini menandakan sebagai sikap sombong dan tinggi hati. Rasulullah saw bersabda, "La yadhulul jannata man kana fi qalbihi shibrun minal kibr, tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebersit sikap sombong."
Maqalah berikutnya, ke 27, Kiai Ali Fikri menjelaskan terkait fadhilah tarkuddunya (meninggalkan keduniaan). Rasulullah saw bersabda, "Abai terhadap dunia lebih pahit daripada sabar dan lebih keras daripada tajamnya pedang." (HR. Dailami). Hadis ini menjelaskan bahwa dunia adalah perkara yang sangat krusial, sulit untuk diabaikan atau ditinggalkan. Sementara cinta terhadap dunia adalah puncak dari segala keburukan. Tentu saja perlu dipahami bahwa cinta yang dimaksudkan adalah kecintaan yang mengabaikan kehidupan akhirat.
Selanjutnya, risalah yang ke 29, Ibu Bakar As-Syibli ---(nama aslinya Dalf bin Jahdar, termasuk seorang yang 'arif billah), Beliau berkata, "Aku lebih suka (senang) untuk menyerahkan kepada(Mu) seluruh kebaikanku bersama kefakiranku dan kelemahanku. Bagaimana Engkau tidak cinta (kepadaku), Wahai Tuanku, untuk memberiku (sebagai ganti) semua kejelekanku dengan kekayaan-Mu (yang abadi)." Demikian Abu Bakar As-Syibli berharap kebaikan dari Allah swt meskipun dirinya sendiri (lebih memilih) dalam keadaan fakir dan hina di dunia.
Demikianlah pengajian Kitab Nashaihul Ibad karya dari Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Asqalani. Dalam akhir pengajian kali ini ditutup dengan pembacaan doa yang juga dipimpin oleh KH Ali Fikri A. Warits. Harapan kita tentu saja semoga kegiatan ini tercatat sebagai amal ibadah yang akan dibalas dengan surganya Allah swt. Aamiin ya Robbal alamin.
Wallahu A'lam bis-Showab!