Mohon tunggu...
Rusdi El Umar
Rusdi El Umar Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Batang-Batang

Sang petualang yang masih terus mencari hakikat kehidupan rusdiumar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ngaji Nashaihul Ibad: Risalah Kufur Nikmat

22 November 2021   20:01 Diperbarui: 22 November 2021   20:04 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) daerah Batuputih, hari ini, Sabtu, 20 November 2021, dilaksanakan di rumah Ustaz Asnawi, desa Jaruan Daya, Batuputih, Sumenep, Jawa Timur. Pengajian Kitab Nashaihul Ibad yang diampu oleh KH Ali Fikri A. Warits, pengasuh Pesantren Annuqayah, Lubangsa, dilaksanakan setiap bulan. Pengajian ini dihadiri oleh para santri alumni Annuqayah dan simpatisan di daerah Batuputih dan sekitarnya.

Pengajian kali ini agak terkendala dengan turunnya hujan yang cukup deras. Namun demikian, hujan bukan halangan untuk menimba ilmu serta bersilaturrahmi dengan saudara-saudara yang dulu pernah dalam satu lembaga pesantren. Ada nostalgia dan kenangan yang dapat direview kembali dan menjadi kegelian tersendiri dengan mengingat masa-masa pondok dulu. Begitu pula bermuwajjahah dengan pengasuh yang dulu berjasa memberikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kemandirian.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Acara pengajian diawali dengan tawassul kepada para masyaikh Annuqayah. Kemudian pembacaan surat yasiin dan diikuti dengan pembacaan tahlil. Sekitar jam 15.30 Kiai Ali Fikri tiba di tempat pengajian dan dilaksanakan salat ashar berjamaah. Kemudian pengajian Kitab Nashaihul Ibad pun dimulai. Kali ini membahas risalah (maqalah) yang ke 26 tentang kufur nikmat yang merupakan suatu kejelekan (tercela). Orang yang kufur nikmat atau tidak bersyukur atas nikmat Allah swt, maka termasuk seseorang yang memiliki kerendahan jiwa.

Kufur nikmat adalah tingkah seseorang yang tidak menghargai pemberian (nikmat) dari Allah swt. Maka orang dengan karakter kufur nikmat akan mendapat balasan setimpal dari Allah swt. Karakter ini sangat dimurkai Allah swt karena telah abai dan tidak peduli dengan nikmat-Nya. Kita harus berhati-hati dengan sikap kufur nikmat. Karena sifat ini menandakan sebagai sikap sombong dan tinggi hati. Rasulullah saw bersabda, "La yadhulul jannata man kana fi qalbihi shibrun minal kibr, tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebersit sikap sombong."

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Kiai Fikri menjelaskan, berdasarkan risalah ke 26 ini bahwa diriwatkan dari Basyir, Rasulullah saw bersabda, "Jauhilah olehmu orang yang dungu (licik, pandir)," (HR. Al-Thabrani). Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Ibnu Umar, Rasulullah saw bersabda, "Dua hal yang seseorang ada di dalamnya akan dicatat oleh Allah swt sebagai orang yang pandai bersyukur dan sabar. Pertama, orang yang memandang perkara agama yang ada di atasnya dan mengikutinya, kedua, memandang perkara dunia yang ada di bawahnya dan bersyukur dengan kondisnya, maka Allah swt mencatat orang tersebut sebagai orang yang pandai bersyukur dan orang yang bersabar." (HR. At-Tirmidzi).

Maqalah berikutnya, ke 27, Kiai Ali Fikri menjelaskan terkait fadhilah tarkuddunya (meninggalkan keduniaan). Rasulullah saw bersabda, "Abai terhadap dunia lebih pahit daripada sabar dan lebih keras daripada tajamnya pedang." (HR. Dailami). Hadis ini menjelaskan bahwa dunia adalah perkara yang sangat krusial, sulit untuk diabaikan atau ditinggalkan. Sementara cinta terhadap dunia adalah puncak dari segala keburukan. Tentu saja perlu dipahami bahwa cinta yang dimaksudkan adalah kecintaan yang mengabaikan kehidupan akhirat.

Selanjutnya, risalah yang ke 29, Ibu Bakar As-Syibli ---(nama aslinya Dalf bin Jahdar, termasuk seorang yang 'arif billah), Beliau berkata, "Aku lebih suka (senang) untuk menyerahkan kepada(Mu) seluruh kebaikanku bersama kefakiranku dan kelemahanku. Bagaimana Engkau tidak cinta (kepadaku), Wahai Tuanku, untuk memberiku (sebagai ganti) semua kejelekanku dengan kekayaan-Mu (yang abadi)." Demikian Abu Bakar As-Syibli berharap kebaikan dari Allah swt meskipun dirinya sendiri (lebih memilih) dalam keadaan fakir dan hina di dunia.

Demikianlah pengajian Kitab Nashaihul Ibad karya dari Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Asqalani. Dalam akhir pengajian kali ini ditutup dengan pembacaan doa yang juga dipimpin oleh KH Ali Fikri A. Warits. Harapan kita tentu saja semoga kegiatan ini tercatat sebagai amal ibadah yang akan dibalas dengan surganya Allah swt. Aamiin ya Robbal alamin.

Wallahu A'lam bis-Showab!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun