Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Gadis Bukan Perawan", Mengapa Kesalahan Selalu Bertumpu pada Perempuan?

30 April 2017   17:18 Diperbarui: 6 Mei 2019   21:56 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: abundanthope.org.nz

Secara alami, manusia pasti ingin menjalani kehidupannya secara normal, mengikuti norma, serta menghindari perilaku menyimpang yang melanggar tata krama. Begitu pula dengan perempuan yang menjalani hidup secara normal serta jauh dari kesan nakal.

Keadaan seperti itu tentu normatif, wajar, dan bukan hal yang istimewa. Hanya saja di era di mana kebebasan tak bisa dikekang, pergaulan bebas sulit dikendalikan. Akibatnya, keperawanan wanita seolah-olah bukan lagi sesuatu yang istimewa. Sebagian orang pada zaman sekarang tidak begitu memperdulikan masalah keperawanan saat menikah. Baik laki-laki maupun perempuan, ada pihak-pihak yang beranggapan bahwa keperawanan bukanlah hal yang spesial atau sakral.

Bagaimanapun juga, manusia pada umumnya tetap masih menghargai sesuatu yang orisinal, asli, alami, dan terjaga. Ketika seorang gadis hamil sebelum menikah, pihak yang paling disalahkan bukanlah sang pacar, orang tua, tetangga, atau guru, melainkan dirinya sendiri. Sebab, ia tidak mampu mengendalikan diri dan hasrat mudanya.

Sebenarnya tidak adil jika hanya menimpakan kesalahan kepada si gadis. Pihak lain, yakni pacar si gadis seharusnya layak disalahkan. Bahkan, ada kasus di mana kehamilan seorang gadis disebabkan oleh beberapa laki-laki. Dalam kondisi tersebut, penentuan ayah dari calon bayi dilakukan dengan cara diundi. Meskipun terdengar edan, hal itu memang benar-benar terjadi dalam kenyataan.

Memilih teman pergaulan yang tepat termasuk hal penting bagi seorang gadis. Sebab, kesalahan pergaulan dapat berdampak negatif bagi kehidupannya. Pada dasarnya, setiap orang boleh-boleh saja bergaul dengan siapa pun. Namun, jika sudah menyangkut moral dan perilaku manusia, setiap orang harus waspada. Jangan sampai hanya karna takut dikatakan kurang gaul atau kekinian lantas sembarangan dalam memilih teman.

Pergaulan bebas tanpa batas antara laki-laki dan perempuan telah melahirkan banyak malapetaka. Orang yang berani berbuat bebas tidak berani bertanggungjawab ketika sesuatu yang buruk terjadi. Jika ada yang hamil sebelum nikah akibat pergaulan bebas, kebanyakan laki-laki kabur mencari selamat. Peristiwa seperti ini sudah sering terjadi.

Apa yang harus dilakukan para gadis agar tidak terseret ombak pergaulan tanpa batas? Salah satu cara yang efektif ialah melakukan berbagai aktivitas positif, misalnya terlibat dalam kegiatan keagamaan, bakti sosial, aksi kemanusiaan, dan sebagainya. Dengan melakukan berbagai aktivitas positif, energi para gadis akan tercurah untuk kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat pada umumnya.

 

 

Rury

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun