Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maaf, Tahun Ini Kita Tidak Jadi Reuni

29 Mei 2020   00:44 Diperbarui: 30 Mei 2020   20:41 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: Sumber popmama.com

Kebersamaan adalah  salah satu anugerah Tuhan yang terindah.

Selain momen untuk berkumpul dengan keluarga dan saudara, Lebaran selalu ditunggu sebagai ajang untuk reunian. Bernostalgia dengan teman sekolah, teman semasa remaja, dan teman bermain masa kecil setelah sekian lama tak bertemu.

Reuni menjadi wadah untuk merekatkan kembali teman sekolah dan teman masa remaja dulu. Temu kangen dapat merekatkan kembali Kerenggangan hubungan pertemanan setelah lama jarang bertegur sapa karena terpisah jarak dan kesibukan masing-masing.

Reunian sebagai hal yang sangat penting. Dari reuni kita dapat menghadirkan kembali dan merasakan masa-masa indah pada masa lalu, saat-saat kita masih remaja yang penuh canda tawa dan kebahagiaan bersama. Menciptakan  kembali nuansa masa lalu dalam kebersamaan.

Kita hadir dalam reuni sebagai teman yang sederajat, seperti waktu kita masih bersama-sama dulu.

Saat menulis artikel ini tanpa saya sadari mata ini pun berkaca-kaca. Teringat semua teman, sahabat, dan saudara setelah puluhan tahun tak berjumpa. Jarak yang membentang, kondisi, dan kesibukan masing-masing menjadikan hubungan terasa renggang.

Tahun ini sebenarnya saya berencana mengadakan reunian dengan teman-teman. Karena komposisi peserta yang tidak lengkap, terpaksa ajang ngumpul-ngumpul ini belum bisa diwujudkan. Mengingat peserta yang sebagian berada di luar daerah yang tersebar di berbagai pulau yang Lebaran tahun ini tidak bisa mudik ke kampung halaman.

Saya sendiri lebih dari sepuluh tahun meninggalkan kampung halaman untuk merantau kerja dan berpetualang, pindah-pindah dari kota ke kota, dan dari pulau ke pulau sebelum akhirnya menetap di Pulau Bali. Banyak lika-liku dalam perjalanan hidup yang saya alami, namun saya tidak menuliskannya di sini.

Reuni adalah suatu upaya mempertemukan kembali yang dulu pernah bersama, terlebih teman satu kampung yang dari kecil sudah saling tahu diri kita masing-masing. Kendati lama terpisah, pertemuan dengan teman masa kecil akan menghadirkan atmosfer masa lampau yang tak terlupakan.

Selain itu, reuni adalah jembatan penyambung tali persahabatan, silahturahmi, dan eksistensi diri agar jangan sampai pupus dari memori meski termakan masa dan usia.

Dari sisi yang lain, temu kangen bukan ajang untuk pamer pencapaian atau kesuksesan. Namun lebih menitikberatkan merawat kebersamaan, bermaafan, agar senantiasa terjaga sampai kapanpun.

Ajang temu dengan teman lama menghadirkan kembali masa-masa saat kita belum menjadi apa-apa. Kebersamaan bersama teman yang saat ini mempunyai ragam pekerjaan dan keahlian masing-masing akan mengukir cerita dan berbagi ragam pengalaman juga pembelajaran.

Saling  cerita-cerita yang sederhana terdengar ringan. Namun, justru cerita-cerita ringan ini yang membuat ajang pertemuan bernama reuni menjadi menarik. Lewat reuni, kesadaran kita seperti dihentakkan, bahwa waktu ternyata berputar begitu cepat. 

Saya tidak memberi label 'reuni teman sekolah ataupun teman kuliah'. Karena rata-rata diantara kami tidak ada yang mencapai pendidikan setinggi itu. Ajang temu kangen teman masa kecil sampai remaja yang dulu selalu melewati hari-hari bersama.

Lamanya masa tanpa cengkrama tidak menjadi dinding dan alasan untuk lupa, karena bagaimanapun teman masa remaja adalah sahabat sepanjang masa. Masing-masing pernah ada, melewati, dan bersama menorehkan kisah yang indah.

Semenjak sama-sama mulai merantau dan sebagian ada yang menikah dan menetap di daerah lain, di antara kami jarang lagi bersua dan bersapa. Meskipun lama tanpa jumpa, teman sekampung halaman selalu memiliki ruang rindu akan kenangan masa lalu.

Walaupun Lebaran tahun ini kita belum bisa bersua, namun bait-bait doa tak pernah padam dipanjatkan. Di manapun saat ini kita berada, semoga senantiasa dalam lindungan-Nya.

Rury

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun