Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hoaks Memaksa Seseorang Berpikir Irasional

7 Januari 2019   01:17 Diperbarui: 10 Januari 2019   06:12 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: News.detik.com

Hoax dalam definisinya adalah berita bodong yang dibuat secara sengaja. Sang empunya tahu bahwa berita itu bohong dan bermaksud untuk menipu orang dengan beritanya. Kemajuan teknologi yang mesti kita syukuri mempermudah komunikasi, mobilisasi, dan juga kecepatan informasi. Namun, satu hal yang perlu kita cermati membanjirnya berita di media-media yang berseliweran tanpa data dan fakta, atau yang bernama hoax.

Sejak dulu berita bohong (hoaks) sudah ada, entah siapapun pembuatnya pasti memiliki tujuan tertentu. Lebih-lebih pada momentum seperti sekarang ini (merujuk; tahun politik) dimana berita-berita bohong selalu up to date dan semakin susah diterima akal sehat. Seolah memaksa seseorang dari berfikir rasional untuk migrasi ke berfikir irasional. Ini tentu sangat memprihatinkan karena tujuannya tak lain membangun opini dan persepsi publik, pun namanya juga kabar bohong, tentu hasilnya tak lain ialah kebodohan.

Pesatnya perkembangan telepon pintar membuat publik semakin mudah mengakses beragam informasi dan berita hanya dalam genggaman tangan. Persoalannya, masyarakat kita belum benar-benar bisa memahami dan memilah informasi yang benar dan palsu, sehingga seringkali informasi palsu acapkali dianggap sebagai sebuah informasi yang mengandung kebenaran.

Kabar bodong selalu ada karena ada yang sengaja menciptakan apapun motivasinya. Yang jadi korban dan kasihan adalah masyarakat yang tidak mampu benalar kritis tentunya.

Masyarakat yang minim informasi dan tidak mempunyai prinsip kuat akan menjadi korban dan mudah diombang-ambingkan oleh keadaan. Ketika gejolak zaman, mereka mudah panik, dan terprovokasi sehingga berbuat di luar kendali. Masyarakat yang tak punya prinsip lebih berbahaya dibandingkan individu. Masyarakat semacam ini mudah diperalat oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan tertentu.

Memilah dan menganalisa antara kebenaran dan pembenaran memang bisa menjadi perkara sulit bagi sebagian orang yang malas menggali dan mencari tahu tentang kebenaran dan pembenaran itu sendiri.

Tendensi seringkali membohongi dan menutupi nurani, apa yang sebenarnya manusia harus syukuri justru sebaliknya diingkari demi syahwat pribadi. Entahlah, semakin banyak orang pintar semakin minimnya orang yang mengerti. Hoaks menjadi alat tujuan dan pendapatan tanpa perduli dengan masyarakat luas yang dirugikan. Padahal dalam salah satu ayat menyinggung masalah hoaks dan bahayanya.

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban". (Al-Isra ayat 36)

Semoga kita senantiasa mampu menjaga dan mensyukuri anugerah yang bernama hati nurani. Dia tidak pernah berbohong, namun kita yang sering tak sadar atau sengaja membohonginya.

Ahmad Rury

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun