Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menjalin Hubungan "LDR" dan Konsekuensinya

16 April 2018   00:10 Diperbarui: 29 Maret 2019   21:53 1763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: hallobro.com

Long distance relationship (LDR), hubungan dua pasangan yang terpisahkan jarak kerap diwarnai kecurigaan. Meski komunikasi dan tatap muka digital sering dilakukan. Namun, tak menutup kemungkinan rasa curiga dan penasaran tetap tersimpan di lubuk hati paling dalam.

Komunikasi sebagai satu-satunya sarana dan cara merawat hubungan bagi pasangan yang terpisah jarak. Keterbatasan waktu akan kesibukan kedua pihak kerap memicu perselisihan. Merawat hubungan jarak jauh memang tidak mudah, selain komunikasi saling percaya adalah kunci akan keberlangsungan hubungan tersebut.

Ada yang mengatakan bahwa orang yang bisa menjalani LDR merupakan orang-orang pilihan. ya, pasalnya tidak semua orang bisa menjalaninya. Banyak sekali godaan rintangan yang harus dilalui oleh mereka yang menjalankan hubungan jarak jauh ini, dan rintangan inilah yang sering menjadi penyebab kandasnya hubungan yang dijalani. Namun meskipun begitu, apapun rintangan dan godaan yang mendera jika sudah memiliki sebuah komitmen yang kuat maka seharusnya bisa dipertahankan.

Mengutamakan kualitas, bukan kuantitas

Bagi sejoli yang menjalin LDR pastikan sudah sama-sama tahu akan waktu kesibukan masing-masing.

Keterbatasan waktu berkomunikasi hendaknya dimanfaatkan untuk membicarakan hal yang urgen atas hubungan yang sedang dijalani.

Terpisah jarak memang selalu menghantui rasa penasaran kepada pasangan. Jangan berasumsi dan bermain-main dengan perasaan yang kita perankan sendiri. Jadikan momen penantian untuk mengasah kedewasaan berpikir kedua pihak, bagaimana menumbuhkan rasa saling percaya, mempertahankan, dan belajar bersabar.

Kualitas komunikasi dua arah yang sehat bukan pada seringnya chat atau video call, namun lebih pada apa yang didiskusikan saat berlangsungnya komunikasi itu sendiri. Bukan berarti harus selalu membicarakan yang serius karena justru akan memicu kebosanan.

Jangan dengarkan suara sumbang

Tidak menutup kemungkinan terpaan gosip dan isu sering mewarnai sebuah hubungan jarak jauh. Jangan lekas percaya dimasukkan dihati, tetaplah berkepala dingin jangan buru-buru menghakimi. Tetap menjaga komunikasi sembari mencari bukti kebenaran tentang isu tersebut. Sehat dan tidaknya hubungan LDR akan terlihat lewat tabiat dan gelagat. Percayalah, kondisi hati tak bisa ditutupi.

Apapun jalan yang kita tempuh selalu ada konsekuensi. Termasuk LDR/ hubungan jarak jauh yang dijalani. Jangan mengedepankan egois dan bersikap selalu ingin tahu (posesif) apapun yang dilakukan pasangan. Jangan membuatnya merasa tidak nyaman dengan selalu memonitor. Bagaimanapun juga, ada sisi lain yang tidak bisa diungkapkan kepada pasangannya sekalipun. Hormatilah bahwa setiap orang punya privasi, termasuk pasanganmu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun