Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jadikan Toko Buku Sebagai Wisata Keluarga

30 Januari 2018   23:03 Diperbarui: 3 Desember 2018   18:24 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata dan mengisi hari libur tak harus bepergian ke tempat wisata seperti pantai, alam, taman dan sebagainya. Sepertinya kita juga perlu mengajak keluarga atau orang tercinta untuk pergi berwisata ke toko buku. Kedengarannya memang aneh mungkin, wisata kok ke toko buku ya? Iya, karena hobi dan minat itu tidak bisa dengan sendirinya muncul tanpa pengenalan terlebih dahulu. Menumbuhkembangkan dan mengenalkan buku memang harus di mulai dari rumah, dari kita untuk keluarga dan orang-orang tercinta.

Mungkin bagi sebagian orang yang tidak suka membaca rasanya asing dengan toko buku, apalagi sampai berjam-jam menghabiskan waktu berada ditempat itu. Namun akan sangat berbeda bagi mereka yang hobi membaca, bepergian ke toko buku itu ibarat berwisata, meski tak selalu membeli buku. Jalan muter-muter melihat buku-buku baru sekedar membaca sinopsis dan membaca buku yang telah terbuka segelnya rasanya menjadi kepuasan dan kebahagiaan tersendiri.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Mungkin karena masa kecil saya kurang mengenal buku atau memang hobi saya juga tidak tahu. Sejak remaja merantau dari kota satu ke kota lainya toko buku jadi target main search saya untuk melepaskan penat phisik dan psikhis dari lelah kerja.

 Abad online dan abad bahasa seperti sekarang ini, membaca buku bisa dengan smartphone dengan aplikasi wattpad, google play buku dan sejenisnya. Namun bagi saya membaca buku pisik lebih menyenangkan dengan membuka halaman demi halaman, lebih mahal memang, namun setelah kita katam membacanya bisa untuk koleksi sebagai perpustakaan mini dirumah. Dengan begitu juga keluarga atau kerabat bisa ikut membacanya.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Keterbatasan pendidikan

Seperti yang sudah saya uraikan diatas tadi, ada benarnya karena masa kecil kurang mengenal buku jadi pemicu saya untuk selalu menyempatkan waktu mencari tahu dengan membaca buku. Saya berpikir, bagaimana saya bisa mengetahui sesuatu (ilmu) kalau hanya berpangku tanpa mencari tahu. Dari sinilah saya selalu menyisihkan dana untuk membeli buku meski hanya satu-dua buku per bulan, namun hampir tiap minggu saya berkunjung ke tempat favorit itu. Buat saya bukan cuma shopping science saya sudah menganggapnya sebagai rekreasi.

Memanfaatkan waktu luang

Dengan mengisi waktu luang, maka akan terhindar dari pikiran kosong yang menyebabkan timbulnya persepsi dan prasangka yang tidak baik. Seperti membaca buku, terutama buku-buku pembangunan jiwa, ilmu pengetahuan, novel, biografi,  buku pengembangan diri, dan sebagainya. Sayang sekali bila ada waktu luang untuk ngobrol ngalor-ngidul tanpa manfaat dan bisa berpotensi menggunjing orang lain, mungkin lebih baik memanfaatkan waktu untuk membaca buku.

Lingkungan bisa menuntun juga bisa menjerumuskan.

Lingkungan di sini merupakan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Namun lingkungan keluarga sangat krusial. Kebiasan kita akan dicontoh oleh anak-anak kita, bahkan pikiran keruh kita bisa mengiritasi pemikiran mereka. Yuk kenalkan dan biasakan orang-orang yang kita sayangi untuk sering-sering mengajak mereka ke book store. Jangan biarkan orang-orang yang kita cintai nantinya bermindset instan dan cupet.  Sebab, kurang menyukai buku berarti juga kurang menyukai ilmu. 

Pada umumnya buku cerita memiliki nilai-nilai yang positif. Dengan membacakan buku cerita maka secara tidak langsung anak akan merekam pesan moral dari cerita tersebut sehingga kelak akan bermanfaat untuk menghindarkannya dari berperilaku negatif di kemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun