Mohon tunggu...
Ruri Indraswara Kaimudin
Ruri Indraswara Kaimudin Mohon Tunggu... Penulis - Ruri

Menulis dan terus menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Walang Baca Air Panas: Satu Desa Satu Wadah Pendidikan Untuk Indonesia Produktif

31 Desember 2019   22:08 Diperbarui: 31 Desember 2019   22:32 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Walang Baca Air Panas

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan geografi yang setara Dubil di Eropa hingga Moskow di Timur Eropa, serta menduduki seperdelapan dari keliling bumi sepanjang khatulistiwa. Saat ini menghadapi tantangan untuk tidak terjebak dalam perangkap negara berpenghasilan menengah (middle- income trop). Salah satu permasalahan yang harus di antisipasi adalah ketidakmampuan bertarsformasi dari negara yang bergantung kepada sumber daya alam menjadi menjadi negara yang berbasis kreatif dan inovatif (Indonesia Broadband Plan, 2014-2019). Sebagai salah satu kreatif dan inovatif, penguasaan pendidikan menjadi sangat penting. Sayangnya banyak daerah di Indonesia yang masih terbelakang (behind the curve). Menurut Alexander (1994), pembangunan daerah mencakup seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan dan budaya. Jika kita kaji lebih rinci definisi tersebut bahwa dalam hal membangun daerah setiap stakeholder harus di perhatikan. Namun hal ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi di Indonesia. Banyak daerah terluar yang masih tertinggal dalam hal pembagunan. Daerah yang seharusnya diperhatikan jauh dari jangkaun pemerintah, teknologi dan informasi (TI), sarana prasarana dan tempat tinggal yang tak layak untuk ditempati.

Menurut W.W Rostow, penulis buku the Stage of Economic Growth, A Non-Communist Manifesto. Pembangunan perkembangan disuatu negara sangat erat berkaitan dengan masalah ekonomi negara tersebut. Masih dalam karya Rostow ia berpendapat bahwa dalam membahas pembangunan suatu negara berdasarkan tahapan perkembangan masyarakat dalam menjalani hidup. Sementara secara realitas kebanyakan dari masyarakat memiliki sumber daya manusia yang rendah.

Ada cerita sukses dari negara yang maju dengan pendidikan yaitu Finlandia. Negara yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan kualitas pendidikannya yang signifikan. Tidak tanggung-tanggung negara dengan ibu kota Helsinki tersebut menyandang predikat sebagai negara dengan kualitas pendidikan nomor wahid sedunia. Masih dalam cerita sukses suatu daerah yang berkembang dengan pendidikan. Kali ini perhatian saya tertuju pada sebuah wadah besutan anak muda Maluku yang bergerak di bidang pendidikan. Kreativitas dan inovasi yang dimiliki anak muda Maluku melahirkan wadah pendidikan bernama Walang Baca Air Panas. Wadah pendidikan ini mempunyai visi dan misi terfokus pada masalah-masalah yang sering terjadi di daerah pelosok yaitu di Dusun Rupaitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Walang Baca Air Panas berdiri atas inisiatif mahasiswa Universitas Darusalam Ambon dan Universitas Pattimura merupakan sosial action yang mampu meningkatkan sumber daya manusia yang unggul serta menyiapkan para generasi muda yang cerdas, produktif, kreatif dan inovatif dalam membagun daerahnya. Proses pembuatan sosial action ini telah memberikan pemahaman pada para volunteers bahwa melaksanakan pendidikan dan pembagunan di daerah tertinggal dinilai sangat sulit dilakukan oleh sebagian masyarakat Maluku. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kepedulian bersama untuk membagun daerah tertinggal. Atas dasar inilah Walang Baca Air Panas hadir sebagai wadah dan sarana belajar bagi generasi muda Maluku. Sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah pendidikan dan pembagunan daerah tertinggal. 

Proses belajar di Walang Baca Air Panas
Proses belajar di Walang Baca Air Panas

Sosial action ini para relawan mengajar dengan ikhlas, selalu mencari hal-hal yang baru untuk diajarkan, mengajar dengan kreatif agar dapat menyesuaikan materi kepada anak-anak di daerah tertinggal, memberikan pendidikan yang nyaman serta membantu pemerintah membagun Indonesia dari pinggiran dengan pendidikan yang kreatif dan inovatif. 

img-20181009-wa0010-5e0b660b097f36204b74ad22.jpg
img-20181009-wa0010-5e0b660b097f36204b74ad22.jpg
Pendidikan kreatif dan inovatif yaitu pendidikan untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan begitu kekayaan alam yang berada di daerah tersebut dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik oleh mereka. Sehingga masyarakat tidak akan menunggu bantuan dari pemerintah untuk membagun daerahnya tetapi dengan pengetahuan yang dimiliki mereka akan berinovasi untuk memajukan daerahnya.  Semoga dengan banyaknya platform pendidikan di Indonesia dapat menjadi solusi yang tepat (Baca Kadin) . Selama kita memiliki niat yang baik dan tidak pernah mengeluh maka tentu akan berdampak baik bagi orang lain.

Yuk membangun Indonesia lebih produktif dengan satu desa satu wadah pendidikan yang kreatif dan inovatif untuk kejayaan negeri! 

Referensi:

Rencana Pitalebar Indonesia (Indonesia Broadband Plan) 2014-2019. Sabtu 30/09/2017. RI [Versi PDF Online].

Rostow W.W. The Stage of Economic Growth, A Non-Communist Manifesto. Ibid. Hal 25.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun