Hari Raya Idul Fitri adalah hari dimana kita akan berkumpul dengan keluarga yang jauh, saudara yang terpisah karena jarak dan waktu. Momen Hari Raya inilah menjadi satu-satunya kesempatan untuk berjumpa dan berihtiyar sedapat mungkin untuk mudik dan pulang kampung.
Aktivitas Hari Raya memang melelahkan, namun tersirat kebahagiaan terpancar bagi mereka yang mudik atau pulang kampung. Mereka membulatkan tekad berniat silaturrahmi untuk menyambung kehangatan yang dulu pernah mereka rasakan, saat masih berkumpul bersama saudara, bersama sahabat, teman sekolah maupun teman sepermainan.
Ada kekautan yang mengantarkan mereka, yaitu rindu kampung halaman, rindu suasana kampung dan yang pasti merindukan kehangatan keluarga yang tertunda di setiap tahunnya. Begitu juga saya dan keluarga mudik lebaran menjadi wajib karena masih ada ibu dan saudara di kampung.
Hari-hari melelahkan itu tergambar di pelupuk mata, namun kebahagiaan selalu terpancar menepis lelah karena aktivitas silaturrahmi yang berkah.
Sebelum mudik sayapun menyiapkan segalanya, harus tuntas menyelesaikan tanggung jawab dan kewajiban mulai dari pekerjaan kantor, kewajiban menunaikan zakat, dan juga tanggung jawab Sebagai masyarakat yang masih ada beberapa kegiatan yang harus diselesaikan, termasuk mengkondisikan rumah suapaya aman selama kita tinggal beberapa hari saat mudik.
Hari Raya telah tiba, seperti biasa suasana kampung selalu memberikan kesan tersendiri. Malam hari saya dan anak bungsu berkesempatan mengikuti takbir keliling dengan mengendarai tayo atau kereta mobil. Kurang lebih ada 80 santri diniah bergabung dalam kegiatan tersebut.
Terpancar wajah bahagia menyambut datangnya hari kemenangan. Selama perjalanan mereka mengumandangkan takbir, tanda kemenangan telah kita raih. Alluhu akbar, allohu akbar, allohu akbar. La ila hailla allah huwallah hu akbar allohu akbar walillahil hamdu.
Kami pun bergabung membersamai mereka, tayo berjalan dengan riangnya, mobil kereta dengan kerlap kerlip lampu yang didesain sedemikian rupa itu pun ikut bahagia menyambut idul fitri tiba. Seolah moda transportasi dengan roda panjang itu merasakan kemeriahan pekik takbir yang dikumandangkan para santri yang menumpanginya.
Esuk hari tiba, setelah menunaikan salat Id, jamaah Bapak- bapak berkumpul di serambi masjid. Mereka  melakukan kenduri. Inilah yang masih ada dalam suasana kampung. Mereka mengumandangkan sholawat dan doa bersama menandai rasa syukur atas datangnya Idul Fitri.