Ramadhan adalah bulan yang mulia bagi umat Islam, karena diwajibkannya berpuasa di Bulan yang penuh berkah dan ampunan itu. Dengan puasa diharapkan dapat menambah keimanan dan ketakwaan terhadap Allah Subhanhu wa ta'ala.
Puasa Ramadhan bukan menjadi penghalang seseorang untuk beraktivitas, namun biasanya mengurangi jam kerja. Misalnya masuk sekolah pukul 07.00-12.30 WIB. Saat bulan Ramadhan masuk pukul 07.30 -11.00 WIB. Sehingga aktivitas pembelajaran tetap saja berjalan dan tetap produktif.Â
Di awal puasa sekolah libur, mulai tanggal 26 februari -- 5 Maret 2025. Â Puasa hari ke 6 sekolah masuk kembali. Namun jam belajarnya dikurangi. Jika Hari biasa jam pelajaran selama 35 menit, saat bulan Ramadhan menjadi 30 menit. Sehingga setiap jam pelajaran dikurang 5 menit.
Saya kira untuk Bapak ibu yang bekerja di kantor juga sama, ada pengurangan jam kerja. Bukan libur kerja. Itu artinya puasa tetap produktif melaksanakan aktivitas dan tanggung jawab seperti biasa.
Sehingga di bulan suci Ramadhan walaupun keadaan puasa anak-anak diharapkan tetap melaksanakan pembelajaran seperti biasa. Dan justru ini menjadi harapan para orang tua. Meraka lebih suka masuk sekolah dari pada libur.
Lebih suka masuk sekolah dari pada libur
Para orang tua banyak yang menyampaikan bahwa lebih senang masuk sekolah dari pada libur. Alasannya bukan hal yang baru, tentu menghindari anak-anak berlama-lama di depan ponsel. Libur saat ini sudah berganti nama dengan belajar di rumah.
Namun pada kenyataannya mereka bukan belajar di rumah  tapi main HP di rumah. Terkadang orang tua menjadi kesal dengan perilaku mereka. Harapannya walaupun Ramadhan tetap belajar supaya tetap produktif.  Namun saat libur anak-anak  mager di tempat tidur, asyik dengan ponselnya  dan menghabiskan waktunya di warung-warung penyedia wifi.
"Bu, saya lebih senang jika anak-anak sekolah, dari pada di rumah main Hp terus", ujar Bu neneng wali murid kelas 5 saat ketemu saya di sekolah, kemarin lusa.
"Benar Bu,saya juga kesal dari pagi sampai sore di kamar terus, kalau saya suruh main dengan teman jawabnya, males", kata bu Arin kesal menirukan anaknya.
"Harapan saya sekolah masuk seperti biasa, walaupun pulangnya lebih pagi, minimal anak sudah berkegiatan di sekolah, tidak mager di rumah", lanjut Bu Siti membenarkan pengalaman yang sama dengan mereka.