Pagi itu hari pertama puasa Ramadhan, tentu semua orang masih menyesuaikan diri, beradaptasi dari kebiasaan sebelumnya. Salah satunya dari kebiasaan sarapan dan makan siang. Karena puasa adalah menahan rasa lapar dan haus dan yang membatalkan puasa mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Seperti biasa hari pertama dan di permulaan puasa sekolah libur, namun bagi guru ada piket yang harus dikerjakan. Pagi itu ada jadul piket, sehingga saya harus pergi ke sekolah.
Saat berada di sekolah tiba-tiba ponsel berdering, ada panggilan dari seorang yang saya kenal, Pak Bidin namanya. Saat kuterima terjadilah komunikasi. Dia mengabarkan bahwa anak saya jatuh dari motor saat berkendara.
Segera kututup laptop dan menyudahi pekerjaan di sekolah, langsung menuju ke TKP sesuai dengan arahan Pak Bidin. Berkata dalam hati; "Ya Allah jaga anak-anakku dan keluargaku dari mara bahaya", begitu doaku saat dalam perjalanan menuju tempat kejadian
Banar saja, si sulung dan si bungsu jatuh tersungkur saat akan membeli susu di Indomaret. Menurutnya, kejadiannya tiba-tiba, motor yang mereka naiki tiba-tiba berhenti mendadak, roda depan tidak bergerak sama sekali ahirnya keduanya jatuh tersungkur di tengah jalan.
Mengapa motor tiba-tiba berhenti
Sebenarnya satu bulan yang lalu, motor barusan dibengkelkan, saat itu ganti oli dan saya katakan pada tukang bengkel jika rem agak berat. Namun tukang bengkel mengatakan jika itu stelan motor dari pabrik. Saya pun mengiyakan karena kurang paham tentang kondisi motor.
Sebagai Mak-Mak saya tidak begitu tahu tentang mesin, biasanya hanya mikir bensin habis di isi, bisa dinaiki, lancar di perjalanan, yes Ok.
Sebenarnya, terkadang terasa berat saat di rem, tapi karena tidak begitu paham permesinan, tetap saja dinaiki, dan tidak berpikir lebih jauh.
Nah, kejadian kemarin adalah klimak dari gejala yang selama ini saya rasakan, namun saya abaikan. Dan saat anak sulung yang menaiki motor, terjadilah hal yang tak diinginkan.