Hari itu bel  istirahat berbunyi. Anak-anak segera meninggalkan ruang kelas untuk istirahat.  Bu Delima keluar kelas dengan wajah yang tidak biasa terlihat ada beban yang mengganggu pikirannya. Bu Delima melintas di depan kelas 5 berpapasan dengan Ibu kepala sekolah.
"Lo, kenapa  Bu Delima terlihat lelah dan tidak semangat?" Sapa ibu kepala sekolah
"Iya Bu, entahlah ada beban pikiran yang mengganggu saya", Jawab Bu Delima.
"Mari ke ruang kepala sekolah, kita bisa ngobrol bersama, barangkali saya bisa membantu",
"Oya, Bu. terima kasih".
Ahirnya keduanya  masuk ke ruang kepala sekolah. Disitulah Bu Delima menyampaikan keluhan  dan permasalahannya kepada Ibu kepala sekolah.
Bu Delima menyampaikan tentang permasalahan yang ada di kelas. Ia menyampaikan bahwa murid-muridnya ketika diberi tugas tidak segera  diselesaikan. Beberapa anak cuek tidak segera menyelesaikan tugasnya, ada juga yang keluyuran  dari bangku satu ke bangku lain, ada yang diam dan anteng  namun tidak segera menemukan jawabannya.
Segala kegundahan hati dan permasalahan dalam pembelajaran di kelas  dia ceritakan kepada kepala sekolah. Kepala sekolah mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan Bu Delima, sesekali kepala sekolah mengangguk-nganggukkan kepala dan memberikan tanggapan atas apa yang terjadi.
Namun demikian kepala sekolah tidak memberikan solusi tetapi lebih menggali petensi yang ada pada Bu Delima. Kepala sekolah menanyakan apa Bu Delima sudah mengidentifikasi permasalahan tersebut, Apa kira-kita rencananya untuk menanggulangi masalah tersebut.
Kurang lebih ada 45 menit keduanya saling berdiskusi, kepala sekolah banyak bertanya sedang  Bu Delima lebih banyak memberikan jawaban serta ulasan terhadap apa yang dialaminya.