Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kupanjatkan Doa yang Terbaik (3)

1 Desember 2022   22:53 Diperbarui: 2 Desember 2022   01:22 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat pelaksanaan thowaf di Mekah.Dokumen pribadi

Ibadah haji dan umrah mensyaratkan mampu. Baik fisik maupun finansial. Pada artikel sebelumnya saya menuliskan bahwa untuk menjalankan ibadah ini jiwa raga harus sehat.

Setelah 6 hari berada di Madinah saatnya kami rombongan menuju makah. Kembali kami berkemas dengan 1 koper dan  1 tas tenteng juga tas di leher. Ketiga tas tersebut diberi identitas diri agar tidak tercampur dengan jamaah lain.

Tiba waktunya kita cek out dari hotel selanjutnya menuju Makah. Selama 5 jam kami mengendarai bus.  Selama dalam perjalanan muthowif  menjelaskan terkait pelaksanaan umroh pertama yang akan kita laksanakan beberapa saat setelah tiba di Makah. Menurut jadual yang kami terima, Umrah akan kami laksanakan sebanyak lima kali.

Saat di perjalanan kami mengambil miqot di Bir Ali, di dahului dengan sholat dua rokaat. Setelah itu kita masuk di tanah haram Mekah. Rombongan dipimpin muthowif memasuki tanah haram. Selama di dalam bus kami melafadkan talbiyah. Tak henti-hentinya kami mengagungkan nama Alloh dengan bacaan talbiyah.

Kami datang memenuhi panggilanmu ya Alloh, aku datang memenuhi panggilanMu, aku datang memenuhi panggilanMu, tidak ada sekutu bagi Mu, aku datang memenuhi panggilanMu, sesungguhnya segala puji, nikmat, dan segenap kekuasaan adalah milikMu, tidak ada sekutu bagiMu.

Setelah masuk Masjidil haram, untuk pertama kalinya kami melihat ka' bah yang menjadi kiblat umat muslim dalam menjalankan sholat. Cucuran air mata tak henti-hentinya mengalir membasahi pipi. Luapan emosi kerinduan yang selama ini terpendam untuk memenuhi panggilan Ilahi ini. Subhanallah.

Setelah itu kita melakukan thowaf mengelilingi Ka'bah tujuh kali. Jutaan dari seluruh penjuru manusia berkumpul dan melakukan serangkaian ibadah yang sama. Doa-doa dipanjatkan selama mengelilingi Ka'bah.

Disinilah kita diuji untuk tetap bersatu dan saling menjaga diri agar tidak terpisah dengan teman yang lain. Untuk itu muthowif memberikan cara agar kita saling berpegangan di pundak temannya agar tidak terputus. Jamaah putri berada di tengah diapit oleh jamaah putra.

Kami berjalan berdesakan dengan umat muslim lainnya dengan niat dan tujuan yang sama. Panas terik matahari tak kami hiraukan, keringat bercucuran tak terhindarkan, semua dengan khusyu' melafadkan doa untuk mengagungkan nama Tuhan.

Subhanalloh wal hamdulillah wa la ila ha illah wallohu Akbar, la Haula wala quwwata Illa billah.
Setelah menuntaskan tujuh putaran kemudian kami sholat dua rakaat di belakang makam Ibrahim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun