Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Berikut Tips Membeli Furnitur ala Kampung

4 Juli 2022   20:27 Diperbarui: 4 Juli 2022   20:48 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebutuhan manusia memang tak terbatas, baik dari sisi materi maupun spiritual. Kebutuhan materi berupa sandang, pangan, dan papan. Sedangkan kebutuhan spiritual tidak tampak nyata tetapi dapat menyebabkan perasaan senang, bahagia, dan bangga.

Kali ini saya akan mengulas tentang kebutuhan manusia terkait papan. Tersedianya sandang saat ini sudah berlebih, bahkan masyarakat kelas menengah ke bawahpun kebutuhan sandang atau pakaian sudah bisa menikmati dengan mudah model dan merk yang diinginkannya.

Demikian juga kebutuhan papan atau rumah. Setelah tersedianya sandang dan pangan maka kebutuhan berikutnya adalah tersedianya papan. Rumah adalah kebutuhan pokok manusia setelah sandang dan pangan, sehingga keberadaannya menjadi kebutuhan penting untuk keluarga.

Rumah tempat bertemunya anggota keluarga juga tempat dimana keluarga membangun impian. Keberadaannya membutuhkan furnitur yang menjadi pelengkap kebutuhan. Biasanya yang pertama  untuk disiapkan adalah satu set meja kursi, tempat tidur dan almari. Menurut saya tiga barang tersebut adalah penting untuk kita siapkan.

Meja kursi di ruang tamu harus ada, jika sewaktu-waktu menerima tamu atau saudara, kita akan mempersilahkan duduk. Tempat tidur atau dipan juga menjadi hal yang penting karena itu menjadi kebutuhan keluarga.  Begitu pula almari pakaian adalah tempat untuk menyimpan pakaian juga surat-surat penting yang kita miliki.

Nah, untuk menyiapkan perabot di atas saya punya pengalaman. Menurut saya furnitur jika di beli di mebel harganya lebih mahal dibanding dengan membeli di home industry.  

Untungnya saya hidup di perkampungan yang dekat dengan lingkungan hutan kayu jati. Jadi untuk meminimalisir harga agar lebih murah maka saya membeli di mebel rumahan.

Beberapa tetangga desa banyak membuka usaha mebel di rumah. Biasanya melayani pemesanan pribadi atau akan di setor ke toko mebel di kota. Harga lumayan miring jika dibanding dengan harga di toko mebel.

Dulu, sekitar tahun 1997 saat adanya reformasi, banyak blandong (penjual kayu glondongan) yang menawarkan kayu dari rumah ke rumah, jika kebetulan  ada uang kita bisa membelinya.

Setelah kayu terkumpul dan bisa digunakan untuk kebutuhan perabot rumah maka kita cukup memanggil tukang kayu untuk membuat barang-barang yang kita inginkan. Misalnya meja makan, buffet, almari dan lain-lain. Mungkin itu salah satu keuntungan jika kita hidup di kampung yang masih dekat dengan hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun